Translate your Languages

Minggu, 15 April 2012

Keluar Pelatnas ^^

“Wah… Jadi ini Pelatnas? Lebih keren dari yang gue pikirkan ternyata. Wajar saja banyak atlet yang berlomba-lomba masuk kesini. Gue nggak akan menyia-nyiakan kesempatan ini!”. Itulah kalimat pertama yang di ucapkan Fran ketika pertama kali menginjakkan kakinya di Pelatnas Cipayung. Fran Kurniawan adalah atlet bulutangkis ganda campuran daerah X yang lulus seleksi Pelatnas dan akan menjalani masa pelatihan di Pelatnas.
    Fran berjalan menuju kantor Pelatnas yang terletak di ruangan utama gedung itu. Setelah masuk ke kantor itu, Fran bertemu dengan seorang Pria tua namun berkharisma. Pria itu tidak asing bagi Fran karena beliau adalah salah satu Legenda Bulutangkis Indonesia. Namanya adalah Christian Hadinata.
    ”Selamat pagi, Fran. Wah.... saya sudah menunggu kedatanganmu sejak tadi. Bagaimana perasaanmu?”, tanya Pak Chris.
    ”Selamat Pagi, Pak. Hm... saya sangat senang, Pak. Saya akan usahakan yang terbaik, Pak!”, jawab Fran.
    ”Baiklah, Fran. Tidak usah berlama-lama. Saya antar kamu ke kamar kamu. Saya rasa kamu juga sudah tidak sabar!”, ujar Pak Chris sambil keluar meninggal ruangan dan di ikuti Fran di belakangnya.
***
    Sore itu adalah hari pertama Fran mengikuti latihan bersama dengan atlet Pelatnas lainnya. Rasa canggung hinggap pada diri Fran yang merupakan anggota baru disana. Namun diluar dugaan, ternyata para atlet Pelatnas menyambut hangat kedatangannya. Saat latihan, Fran berkenalan dengan Owi dan Rijal. Owi dan Rijal ternyata atlet baru juga di Pelatnas.
    ”Wi, kamu sudah berapa lama disini?”, tanya Fran.
    ”Gue baru satu bulan disini, Fran. Rijal juga. Lo nggak usah canggung gitu, teman-teman baik-baik kok. Nanti pasti lo terbiasa”, terang Owi.
    “Iya, Fran. Lo kagak usah minder. Anggap saja kita ini adalah teman lo yang sudah lama temenan sama lo. Iya nggak, Wi?”, ujar Rijal.
    ”Iya, Fran. Bener tuh kata Rijal. Anyway, lo sektor apa, Fran?”, tanya Owi.
    ”Hm... Gue sektor ganda campuran, Wi. Tapi gue masih nggak tau partner gue siapa! Lo, Wi?”, jawab Fran.
    “Wah... Ganda campuran yah? Hm... Kalau gue ganda campuran partneran sama kak Butet terus Rijal juga ganda campuran partneran sama Debby!”, jawab Owi.
    “Ayok latihan dulu. Nanti bisa di lanjutin lagi ngobrolnya”, ajak Rijal.
    Setelah itu Fran, Rijal, dan Owi latihan lagi. Karena Fran belum tahu siapa partnernya, jadi Fran latihan bersama Rijal dan Owi.
***
    Pagi itu akan di adakan latihan fisik bersama antara atlet puteri dan atlet putera. Semua atlet sudah berkumpul di depan Gedung Pelatnas. Begitu pun dengan Fran, Owi, dan Rijal. Sambil menunggu intruksi dari pelatih, mereka bertiga asyik bercanda.
    ”Enak loh, Fran. Sektor lo ganda campuran, berarti partnernya cewek”, goda Rijal sambil mencolek lengan Fran.
    ”Hahahaha apaan sich lo, Jal? Gue di taruh di sektor apa aja pasti gue terima. Asal jangan sektor ganda puteri sama tunggal puteri. Hahahaha”, jawab Fran sambil tertawa.
    ”Tenang aja, Fran. Atlet puteri disini cantik-cantik kok. Pasti dah lo betah main di ganda campuran”, timpal Owi.
    “Hahahahahah”, mereka pun tertawa bersama. Namun ketika sedang asyik tertawa, tiba-tiba pelatih mereka datang dan nampaknya siap untuk memulai latihan fisik.
    “Selamat pagi!!!!! Sudah lengkap kan? Rute latihan fisik kita hari ini sama dengan minggu lalu. Setelah jogging, kalian langsung menuju ruang gym. Oke? Yupz mulai!!!!!!!!”, perintah sang pelatih.
    Lalu Fran, Owi, dan Rijal mulai berlari. Bersama dengan atlet lainnya, mereka berlari sesuai dengan rute yang di tentukan. Karena Fran tidak tahu rutenya, maka Fran hanya mengikuti langkah Owi dan Rijal. Namun di tengah jalan, tali sepatu Fran terlepas dan memaksanya untuk berhenti sejenak untuk mengikat tali sepatunya tersebut. Tapi Owi dan Rijal tidak menyadari kalau Fran berhenti untuk mengikat tali sepatunya.
    Saat Fran hampir selesai mengikat tali sepatunya, tiba-tiba ada seorang gadis yang berlari menghampirinya. Wajahnya berkeringat. Saat sudah sampai di dekat Fran, gadis itu berhenti. Gadis itu ngos-ngosan. ”Maaf mau tanya, Mas. Lihat atlet yang lagi fisik nggak, Mas?”, tanya gadis itu.
    ”Iya. Rutenya sama kayak minggu lalu katanya, Mbak”, jawab Fran.
    ”Owh ya sudah. Makasih yah, Mas”, ujar gadis itu sambil meninggalkan Fran. Namun belum sampai 2 meter gadis itu berjalan, Fran memanggil gadis itu.
    ”Mbak!! Mbak atlet?”, tanya  Fran.
    ”Iya, Mas. Ada apa?”.
    ”Mbak tahu rutenya? Saya nggak tahu rutenya, Mbak!”, terang Fran.
    ”Owh jadi Mas ini atlet juga ya? Baru yah? Pantas saja saya tidak tahu. Ayo Mas bareng saya saja. Yuk, Mas!”, ajak gadis itu.
    Lalu Fran berlari-lari kecil mengikuti langkah gadis itu. Tiba-tiba gadis itu melambatkan larinya. ”Nama gue Pia. Nama lo siapa?”, tanya gadis itu yang diketahui bernama Pia.
    ”Nama gue Fran”, jawab Fran singkat.
    ”Hm Fran, gue tadi itu telat. Heheheh jadi larinya belakangan. Nanti kalau ditanya Ko Chris, bilang aja kalo gue nemenin lo ngikat tali sepatu. Oke?”, ujar Pia.
    “Owh oke deh!”, jawab Fran.
    Sesampainya di ruang gym, ternyata Ko Chris tidak menanyakan perihal kedatangan mereka yang telat. Setelah itu Fran dan Pia berpisah menuju tempat masing-masing.
***
    Malam itu adalah malam minggu. Fran tampak sedang duduk di taman depan kamarnya. Fran duduk sambil menatap langit. Owi dan Rijal sedang keluar membeli raket baru. Tiba-tiba Pia terlihat berjalan dari arah gerbang sambil menenteng plastik hitam sambil mengunyah snack. Saat Pia lewat di depannya, Fran memanggil Pia. ”Hai, Pia!! Dari mana?”.
    “Hai, Fran! Sendiri aja? Ini gue baru belanja! Ngapain lo disitu?”, jawab Pia sambil berjalan mendekati Fran.
    “Nggak ngapa-ngapain. Lagi nggak ada temen jadi yah Cuma duduk deh!”, jawab Fran.
    “Kenapa nggak jalan-jalan saja? Mau?”, tanya Pia sambil menawarkan snacknya pada Fran.
    ”Nggak. Makasih, Pi. Sudah kenyang!”, jawab Fran.
    ”Owh. Mulai besok kita sudah latihan bareng loh, Fran!”, ujar Pia tiba-tiba.
    ”Ha? Kita?”, tanya Fran kaget.
    ”Kenapa? Tadi sudahnya nge-gym, gue di kasih tahu Ko Chris kalau katanya gue bakal di coba sektor ganda campuran bareng lo!”, terang Pia.
    Fran pun kaget. Ia tak menyangka bahwa Pia akan menjadi partnernya. Lalu Pia berdiri sambil menenteng plastiknya lagi dan berkata pada Fran, ”Kita harus jadi atlet hebat!”.
***
    Keesokan harinya Fran dan Pia memulai latihan bersama. Pia nampak mengajarkan beberapa tehnik dan kebiasaan Pia ketika bermain. Fran dan Pia pun terlihat kompak saat latihan pertama. Fran mudah untuk menangkap setiap tehnik baru yang di ajarkan pelatihnya. Pia pun semakin nyaman berpasangan dengan Fran.
    ”Fran, gue rasa kita bisa jadi atlet hebat kalau kita terus main kompak kayak gini!”, ujar Pia tiba-tiba.
    ”Iya, Pi. Gue bakal berusaha yang terbaik!”, jawab Fran bersemangat.
    Sejak itu Fran dan Pia menjadi atlet ganda campuran yang cukup kuat. Fran dan Pia mulai diikutkan di event Grand Prix Gold. Dan di luar dugaan, Fran dan Pia yang baru di pasangkan tidak lebih dari 2 bulan sudah mampu menjadi juara di event tersebut. Itu yang menyebabkan Ko Chris mempertahankan pasangan Fran dan Pia.
    Seiring dengan berjalannya waktu, Fran dan Pia sudah berpartner kurang lebih 7 bulan. Sudah 3 gelar yang mereka persembahkan meski hanya sekelas Grand Prix Gold. Selama 7 bulan itu juga Fran dan Pia secara intens bersama-sama. Fran dan Pia pun semakin dekat, hingga timbullah gosip di Pelatnas bahwa Fran dan Pia memiliki hubungan khusus seperti Zhang Nang dan Zhao Yunlei yang nampak sangat kuat karena hubungan istimewa di antara keduanya. Namun baik Fran maupun Pia sama-sama mengelak ketika disindir perihal tersebut. ”Apaan sich kalian. Buat gosip yang berbobot donk! Ya nggak, Fran?!”, ujar Pia.
    ”Iya. Kita kan bestfriend!”, jawab Fran.
    ”Alah bohong itu. Bohong! Bilang aja nggak mau PJ ke kita”, timpal Owi.
    ”Kalau kita beneran jadian, kita pasti kasih PJ ke kalian kok! Tenang aja! Tapi berhubung gue ma Fran nggak ada apa-apa, jadi nggak ada acara PJ PJ-an!”, terang Pia.
    Namun sanggahan Fran dan Pia tidak berhasil meredam gosip yang sudah beredar di kalangan atlet Pelatnas. Fran dan Pia tak terpengaruh sedikit pun dengan gosip itu. Fran dan Pia tetap kompak dalam bermain hingga membuat peringkat mereka bertengger di rangking 11 dunia. Berbeda 8 peringkat dari Owi dan Butet yang berada di peringkat 3 dunia serta berbeda 2 peringkat di atas Rijal dan Debby.
    Tahun itu akan digelar event Sudirman Cup. Sial bagi team Indonesia, karena team Indonesia tidak bisa menurunkan ganda campuran terbaik mereka karena Kak Butet mengalami cedera di lengan kanannya setelah penyelenggaraan event Indonesia Open 2 minggu sebelum event Sudirman Cup. Mau tidak mau team Indonesia harus menurunkan ganda campuran kedua mereka yaitu Fran dan Pia. Mendapatkan kepercayaan itu, Fran dan Pia mempersiapkan diri mereka agar dapat membantu Indonesia meraih poin.
***
    Event Sudirman Cup pun di mulai. Di penyisihan grup, Indonesia tidak mendapatkan halangan yang berarti. Indonesia sempat kewalahan ketika menghadapi Malaysia. Namun pada partai penentu yaitu ganda campuran, pasangan Fran dan Pia berhasil memenangkan pertandingkan dan membuat Indonesia melenggang ke babak perempatfinal. Pada babak perempatfinal, team Indonesia akan melawan team Jepang.
    Pada partai pertama mempertandingkan antara Moh. Ahsan/Alvent Yulianto Chandra melawan Hirokatsu/Hashimoto. Moh. Ahsan yang biasanya berpasangan dengan Bona Septano dan Alvent Yulianto Chandra yang biasanya berpasangan dengan Hendra Aprida Gunawan berhasil memenangkan pertandingan. Ahsan/Alvent berhasil menang 21-17 21-16. Peraih medali perunggu Asian Games tersebut membuat Indonesia unggul 1-0 atas Jepang.
    Pertandingan kedua mempertandingkan antara Adrianti Firdasari vs Eriko Hirose. Eriko merupakan top ten di rangking dunia sedangkan Firda berada di rangking 37 dunia. Namun hal itu tidak membuat Firda takut, Firda justru mampu memenangkan set kedua sebelum akhirnya set pertama dan ketiga di rebut oleh Eriko. 19-21 21-17 14-21. Namun team Indonesia tetap puas dengan penampilan Firda. Jepang pun berhasil menyamakan kedudukan 1-1.
    Pertandingan ketiga antara Simon Santoso vs Kenichi Tago. Pertandingan yang tidak di duga-duga. Simon yang di gadang-gadang akan menang mudah atas Kenichi justru malah harus bertekuk lulut dengan 2 game langsung, 15-21 9-21. Dengan hasil itu, kedudukan pun berbalik menjadi 1-2 untuk keunggulan Jepang.
    Pertandingan keempat merupakan pertandingan hidup mati untuk team Indonesia. Mau tidak mau Greysia Polii dan Meiliana Jauhari harus memenangkan pertandingan itu. Dengan agresifitas tinggi dan defends yang mumpuni, Greys dan Meiliana mampu menyudahi langkah Miami Naito/Shizuka Matsuo, 21-17 21-16. Greys dan Meiliana berhasil menyamakan skor menjadi 2-2.
    Pertandingan kelima. Pertandingan ganda campuran. Pertandingan hidup dan mati bagi kedua team. Fran Kurniawan Teng/Pia Zebadiah Bernadeth akan bersua dengan Reiko Shiota/Shintaro Ikeda. Hari sudah sangat malam. Hanya menyisakan pertandingan antara Indonesia vs Jepang.
    Set pertama dimulai. Pada babak awal set pertama, permainan di kendalikan oleh Fran dan Pia. Berkali-kali smash mematikan Fran gagal dibendung oleh Reiko dan Shintaro. Meski begitu set pertama pun berjalan seru. Sempat terjadi kejar mengejar angka, sebelum akhirnya Fran dan Pia berhasil menutup set pertama dengan 21-19.
    Set kedua, Fran dan Pia nampaknya menurunkan tempo permainan. Justru itu yang di manfaatkan Reiko dan Shintaro. Awal set kedua, Fran/Pia tertinggal atas poin Reiko/Shintaro. Namun dengan konsentrasi yang tinggi Fran dan Pia berhasil meraih poin 20 terlebih dahulu. Namun ganda Jepang tersebut tidak menyerah, mereka memaksakan duece. Karena kurang tenang, jump smash Fran menyangkut di net dan set kedua direbut ganda Jepang 23-25.
    Set ketiga. Fran/Pia kembali ke permainan awal. Mereka bermain sangat agresif. Namun dalam pertandingan itu nampak Pia dan Shintaro terlihat habis tenaganya. Pia menjadi sasaran Reiko dan Shintaro menjadi bulan-bulanan smash Fran.
    ”Semangat, Pi! Kita bisa! Kita pasti menang!”, ujar Fran menepuk punggung Pia untuk menyemangati Pia sebelum Pia melakukan serve.
    Setiap kali Fran/Pia meraih angka, Fran memotivasi Pia. Setiap kali Fran/Pia kehilangan angka, Fran menyemangati Pia. Pia pun berusaha tetap kuat meski tenaganya sudah benar-benar habis. Angka yang di peroleh Indonesia berasal dari pukulan Fran. Fran sepertinya meminimalkan pukulan mengarah pada Pia karena Pia terlihat sangat kelelahan. Fran terlihat seperti melindungi Pia. Setiap kali pukulan mengarah pada Pia, saat itu juga Fran langsung membalasnya. Skor pun 20-10. Satu angka lagi Indonesia memenangkan pertandingan dan berhak ke semifinal. Pia akan melakukan serve, namun dia sudah terlihat sangat sangat sangat kelelahan. ”Semangat, Pi! Satu angka lagi! Kita pasti menang! Yang tenang! Semangat semangat semangat!!!!!”.
    Serve sudah dilakukan. Terjadi rally panjang yang membuat detak jantung berdetak lebih cepat, namun jump smash Fran menyudahi perlawanan ganda Jepang tersebut. Akhirnya Fran/Pia berhasil menang. Fran pun secara spontan memeluk Pia yang sedang duduk di tengah lapangan karena lelah. Fran menarik Pia agar berdiri dan Fran pun memeluk Pia sambil membawanya kepinggir lapangan. Banyak wartawan yang mengabadikan kejadian tersebut. Di pinggir lapangan, Greys menyodorkan sebotol minuman untuk Pia. Masih sambil dipeluk Fran, Pia meminum air itu. Lalu Fran melepaskan pelukan itu dan ketika Pia menoleh, Fran sedang di gendong pelatihnya. Sebagai gambaran kebahagiaan atas kemenangan itu. ”Makasih Fran buat lindungan lo!”, gumam Pia dalam hati.
***
    Indonesia gagal membawa pulang Sudirman Cup ke tanah air setelah terhenti di semifinal. Namun apresiasi tetap di tujukan kepada team Indonesia karena berhasil melaju ke semifinal meski tanpa ganda campuran dan ganda putera terbaik Indonesia.
    Dan para atlet pun kembali ke rutinitas mereka masing-masing. Begitu pula dengan Fran dan Pia. Mereka kembali latihan bersama lagi. Saat istirahat, Pia menghampiri Fran. Saat itu Fran sedang mengikat tali sepatunya. ”Fran, nih!”.
    ”Makasih yah, Pi! Tumben baik?”, ujar Fran sambil menerima air mineral yang diberikan Pia.
    ”Gue kan emang baik, Fran. Hm.... Fran, makasih yah kemarin!”, ujar Pia tiba-tiba membuat Fran menoleh kaget.
    ”Ha? Makasih buat apa?”, tanya Fran bingung.
    ”Itu pas perempatfinal. Loe udah usaha mati-matian gimana caranya biar gue nggak nerima bola. Makasih bangetz!!!!!!!”, ujar Pia.
    “Ah... Bukan apa-apa. Secara gue kan lebih hebat dari lo, jadi gue melakukan apa yang harusnya gue lakukan!”, terang Fran sambil tertawa.
    “Hu...... Hebat apaan! Lo kemarin ngapain meluk-meluk gue?! Mengambil kesempatan dalam kesempitan yah?”, tuduh Pia.
    “Nggak kok! Hmmm itu itu itu spontanitas. Kan lo menggembel tuh di tengah lapangan, jadi gue bantuin bangunin deh!”, terang Fran gugup.
    “Iya iya. Kagak usah gagap gitu donk!”, goda Pia sambil meninggalkan Fran.
***
    Dua bulan setelah Sudirman Cup. Berita mengagetkan datang dari Pia. Pia memutuskan untuk keluar dari Pelatnas dan menjadi atlet profesional. Sebelum PBSI menyutujui keputusan itu, Pia tetap di Pelatnas namun tidak latihan. Di tempat latihan Fran di wawancarai oleh atlet yang lain.
    ”Fran, lo sama Pai tengkar yah?.”
    “Kalian putus yah? Kok ampe Pia minta keluar Pelatnas gitu?”
    ”Padahal kemarin sudah so sweet moment. Masak mau cerai gitu sich!”
    “Fran, bujuk Pia donk biar balik kesini lagi!”
    Itu adalah contoh pertanyaan teman-teman atlet kepada Fran. Fran hanya diam saja. Fran nampak murung. Diam-diam Fran juga tidak ingin berpisah dari Pia. Menurutnya, hanya Pia yang bisa membuatnya sehebat sekarang. Fran juga tidak habis pikir kepada keputusan Pia. Fran harus menanyakan ini langsung pada Pia. Setelah latihan, Fran dan Pia janjian ketemuan di taman depan kamar Fran.
    ”Pi!!!!!!!”, panggil Fran.
    ”Ada apa, Fran?”, tanya Pia.
    ”Tolong jelasin ke gue kenapa lo mutusin untuk keluar dari Pelatnas?”, tanya Fran.
    ”Gue nggak apa-apa kok. Gue Cuma pengen jadi atlet profesional aja, Fran. Oh iya, maaf yah gue nggak tanya persetujuan lo dulu! Gue yakin meski tanpa gue, lo bakal tetap jadi atlet hebat!”, terang Pia.
    ”Heh! Itu bukan alasan yang masuk akal! Kenapa, Pi?! Lo bermasalah sama gue? Gue salah apa? Apa karena spontanitas gue pas Sudirman kemarin?!”, tanya Fran emosi.
    “Lo baik ke gue, Fran. Nggak ada alasan buat gue untuk bermasalah sama lo. Tentang yang lo meluk gue? Gue oke oke aja tuh! Justru gue nggak enak sama lo karena lo udah mati-matian ngelindungi gue! Udah lo tenang aja, Fran. Gue nggak bakal ngelupain lo kok, Fran!”, terang Pia lagi menahan air mata.
    “Gue nggak mau pisah sama lo, Pi. Selama ini lo yang buat gue sehebat ini! Kita bakal jadi atlet hebat, Pi! Kita bisa bareng-bareng jadi atlet hebat!”, bujuk Fran.
    “Kepuusan gue udah final, Fran. Dan sudah disetujui sama PBSI. Nanti jam 10 gue keluar Pelatnas. Makasih yah sudah jadi partner yang hebat buat gue. Makasih udah ngelindungi gue. Makasih buat semuanya yang udah lo lakuin ke gue”, ujar Pia sambil memegang tangan Fran. Beberapa menit kemudian, Pia meninggalkan Fran yang masih diam.
    “Pia, maaf gue masih belum bisa ngikutin lo keluar Pelatnas. Cinta gue belum bisa bikin gue ngikutin jejak loe. Suatu saat gue bakal ngejar cinta gue keluar Pelatnas!”, ujar Fran tegas.
    Pia pun kembali menoleh ke arah Fran. Pia tersenyum pada Fran. ”Kutunggu cinta lo di luar Pelatnas, Fran!”. Lalu Pia kembali berjalan meninggalkan Fran. Dan Fran masih tetap di tempat itu. Diam. Tak bergeming.
    Fran masih di taman depan kamarnya. Tiba-tiba Fran mendengar deru mobil dan suara orang dari depan Pelatnas. Mobil yang akan membawa Pia pergi ternyata. Nampak Pia sedang mengangkat koper-kopernya sambil di dampingi Pak Chris disampingnya. Setelah bersalaman dengan Pak Chris, Pia naik ke mobil. Namun mobil tidak kunjung berjalan. Tiba-tiba kaca mobil itu terbuka, dan nampak Pia mengeluarkan sebagian badannya lalu berteriak pada Fran, ”Fran! Semangat yah! Ku tunggu cintamu di luar Pelatnas!!!”. setelah itu Pia memberika kiss bye. Dan mobil itu melaju dan menyisakan Fran yang masih diam membisu di taman depan kamar yang sedang meratapi kepergian Pia.


END.

Just for fun. Untuk mengobati rasa rinduku terhadap permainan Kak Fran dan Kak Pia :’( 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar