Pagi itu Yuri sedang bersiap berangkat ke sekolah.
Buku pelajaran dan alat tulis
telah ia masukkan ke dalam tasnya. Lalu ia bergegas menuju ruang makan. Setelah sarapan, tak lupa ia
berpamitan kepada mama dan ayahnya. Dan ia pun berangkat ke sekolah menaiki
motor kuningnya.
Namanya Yuri Kurniawan Astaman. Siswa kelas XII di sebuah SMA ternama di kotanya
itu cukup populer di kalangan gadis-gadis di sekolahnya. Selain berpostur
tinggi, putih, dan ”sedikit” manis, Yuri adalah ketua ekstrakurikuler futsal di
sekolahnya. Tak heran banyak orang yang mengenalnya.
Sesampainya di sekolah, Yuri
langsung memarkir motor kuningnya di tempat parkir. Saat perjalanan menuju
kelasnya, tak sengaja ia berpapasan dengan adik kelasnya.
”Mas Yuri ya?”, tanya adik
kelasnya.
Yuri hanya mengernyitkan
dahi dan mengingat-ingat apakah ia mengenal cewek tersebut. ”Iya? Siapa ya?”,
tanya Yuri akhirnya.
”Ribie, Mas. Yang sms Mas tadi malam. Masih ingat kan?”, jawab adik kelasnya yang di ketahui
bernama Ribie.
Malam sebelumnya memang
ada adik kelas yang mengirim pesan pada Yuri. Dan namanya memang Ribie. Dan ternyata
bel tanda masuk berbunyi, memaksa Yuri dan Ribie untuk mengakhiri jumpa
pertamanya. Dan mereka pun berpisah menuju kelas masing-masing.
***
Beberapa hari setelah
pertemuan Yuri dengan Ribie, Ribie menjadi sangat sering menghubungi Yuri. Saat
itu ujian akhir semester dimulai. Yuri menjadi makhluk paling sibuk saat itu. Yuri
menghiasi hari-harinya dengan belajar dan belajar agar dia dapat lulus dengan
nilai memuaskan.
Fr : Ribie
Semangat,mzQ!
Begitulah isi sms Ribie
sebelum Yuri berangkat ke sekolah untuk menjalani ujian pertamanya. Hanya Ribie
yang selalu menyemangati Yuri sebelum memulai ujian. Yuri bersyukur ada orang
yang mau secara Cuma-Cuma bersedia menyemangati dan mendoakannya. Tapi dengan
semua yang di lakukan Ribie itulah yang membuat mereka semakin dekat.
Beberapa minggu telah
berlalu, seluruh ujian telah di lewati Yuri dengan baik. Hingga akhirnya
sampailah pada acara ”Lepas Pisah Siswa-Siswi” yang di adakan sekolahnya. Tentunya
itu adalah acara terakhir Yuri bertemu dengan teman-teman, guru-guru, dan
tentunya adik-adik kelasnya di sekolah.
Saat itu Ribie duduk di
kursi paling belakang bersama teman-temannya. Karena merasa bosan, Ribie mengirim
pesan untuk Yuri.
Fr : Ribie
MzQ dmana?..
Tak lama kemudian Yuri membalas pesan singkat Ribie.
Fr
: Yuri
D dpn ruang guru,dek....
Mata Ribie langsung
menyusuri kursi-kursi yang ada di depan ruang guru. Namun NIHIL. Tidak ada Yuri
disana. Ribie bingung. Di ulanginya sekali lagi mencari sosok Yuri, namun
hasilnya sama. Ribie pun mengirim sms lagi kepada Yuri.
Fr : Ribie
Dmana,mzQ? Koq g da? Ruang guru pintu
sbelah mana?
Hampir 10 menit berlalu, Yuri
tak kunjung membalas sms Ribie. Tak henti-hentinya Ribie mencari sosok Yuri,
mungkin terselip di antara kerumunan kakak-kakak kelas XII yang sedang asyik
berfoto, tapi tidak ada. Saat sedang mengetik sms untuk menanyakan sekali lagi
dimana keberadaan Yuri, tiba-tiba handphone Ribie bergetar. Dan ternayata
adalah pesan balasan dari Yuri.
Fr : Yuri
Bngung y?d blakangmu,dek! He
Sontak Ribie langsung menoleh ke belakang. Dan
di dapatinya Yuri sedang nyengir kuda. Ribie langsung memasang tampang kusut. Tak percaya dengan kenyataan bahwa orang
yang di carinya ternyata berada di belakangnya. Lalu Yuri pindah tempat duduk
ke samping Ribie yang kebetulan kosong.
”Maaf, dek. Sengaja buat
penasaran. Lagian adek masak nggak denger sich? Kan dari tadi mas ngomong!”,
ujar Yuri menjelaskan.
”Adek kan nggak terlalu
tahu sama suaranya, Mas. Kan Cuma sekali kita ngomong. Iya kan?”, jawab Ribie
sambil nunduk. Saat itu Ribie merasa sangat deg-degan berada di samping Yuri.
”Oh iya ya. Ya sudah ayo
kita bicara, biar kamu hafal sama suaranya, Mas! Hahaha.” timpal Yuri sambil
tertawa.
Suasana hening antara
Ribie dan Yuri. Hanya suara band-band sekolah yang sedang bernyanyi yang
terdengar. Perasaan canggung masih menggelayuti Ribie. ”Mas, nanti mau kuliah
dimana?”, tanya Ribie tiba-tiba.
Yuri pun tampak kaget
dengan pertanyaan Ribie yang tiba-tiba itu. ”Ha? Kuliah ya? Dimana ya, Dek?”.
”Loh? Kok nggak punya
rencana sich mau kuliah dimana?!”.
”Aku nggak mau kuliah,
Dek. Aku mau ikut tes akpol, dek!”, jawab Yuri mantap.
”Akpol? Akademi Polisi itu
yah, Mas?”, tanya Ribie.
”Iya, Dek. Aku mau jadi Polisi.”, jawab Yuri.
”Owh
gitu. Wish you luck aja deh, Mas. Kapan tesnya, Mas?”, Tanya Ribie lagi.
”InsyaAllah Juni, Dek.
Doain yah?”, jawab Yuri.
”Pasti donk aku doain. Tapi kalau Juni? Hm.... wah
aku sudah ujian belum ya?”, terang Ribie kebingungan.
”Sudah kayaknya, Dek.
Kalau nggak salah aku tesnya pas lagi ada acara Pegelaran Seni disini, Dek!”,
jawab Yuri.
”Hah? Berarti mas nggak
bisa liat Pegas (Pegelaran Seni)?”, tanya Ribie kaget.
”Nggak bisa kayaknya, Dek!
Mudah-mudahan saja tahun ini nggak bisa lihat Pegas. Tapi tahun depan Mas janji
bakal lihat!”, jawab Yuri.
”Yah... Ya sudah deh nggak
apa-apa. Semangat yah, mzQ!!”, terang Ribie bersemangat yang membuat Yuri
tertawa. Lalu datanglah kakak kelas lainnya yang di ketahui bernama Arsha.
Arsha berbisik kepada Yuri. Yuri hanya mengangguk-angguk. Lalu Arsha pergi
meninggalkan Yuri.
”Dek, mas tinggal ya? Mas
mau kumpul sama anak-anak dulu! Hari terakhir bareng mereka, jadi mau foto-foto dulu! Hahaha! Duluan ya,
Dek!”, ujar Yuri seraya tersenyum. Dan Ribie hanya mampu menganggukkan kepala
tanpa bersuara. Tak tahu
kenapa, Ribie merasa kepergian Yuri saat itu adalah saat paling menyakitkan. Ribie
hanya mampu melihat punggung Yuri yang mulai menjauh meninggalkannya. Lalu
timbul pertanyaan dalam hati Ribie, ”Akankah kita berjumpa lagi?”. Hampir saja
Ribie menangis saat itu tapi Zua membuyarkan lamunan Ribie dan mengajak Ribie
kembali ke kelas. Ribie pun meninggalkan tempat itu dan kembali ke kelas.
***
Hingga pada suatu malam setelah
satu bulan acara perpisahan, seperti biasa Ribie dan Yuri sms-an. Tapi malam
itu topik pembicaraan mereka sedikit serius.
Fr : Yuri
Dek,mz minggu dpn tes.doain yah?
Fr : Ribie
Iya,mzQ. Tenang ja. Pzti adk doain.dmana tesnya?
Fr : Yuri
Mksh adk.tesnya d Sby.
Fr : Ribie
Sama sapa ja,mzQ?
Fr : Yuri
Banyak.capek yg mau nulis.He
Fr : Ribie
Hahahah dasar pemalas.oy,jgn lupa doanya,mzQ. Trz ntr
kalo d trima,jgn lupa trktir adk.
Fr : Yuri
Iya,dek.tenang ja.pasti aku trktir.mw mintak apa?
Fr : Ribie
Awas low y?d tunggu!Wish you luck
:*
Emo yang di tuliskan Ribie sempat mengagetkan Yuri.
Yuri pun hanya tersenyum tipis melihat emo dari Ribie. Yuri hanya menanggapi
sekilas.
Fr : Yuri
Emonya tuh :D eh gmana skolah tanpa aku?
Fr : Ribie
Huh...sepi! nggak ada yg mw d liat!
Yuri hanya bisa tertawa
membaca sms balasan Ribie itu. Yuri menyimpulkan bahwa saat dia masih aktif di
sekolahnya, Yuri-lah sosok yang menjadi pusat penglihatan Ribie. Tak lama
setelah itu, Yuri dan Ribie mengakhiri komunikasinya via sms berhubung hari
sudah malam.
***
Satu minggu berlalu. Tidak
ada komunikasi yang tercipta antara Yuri dan Ribie. Karena saat itu Yuri dan
Ribie sama-sama tengah sibuk. Yuri sibuk dengan tes Akpolnya dan Ribie sibuk
mempersiapkan Pergelaran Seni untuk sekolahnya. Hari pertama Pegas dan hari
pertama tes Akpol pun dimulai. Ribie dan Yuri sama-sama saling menyemangati.
Fr : Ribie
Semangat bwt tesnya,mzQ! Wish you
luck :*
Fr : Yuri
Mksh
ya,adk.moga Pegasnya lancar.
Tak terasa Pegas hari
pertama pun telah berakhir. Jam 11 malam Ribie telah sampai di rumahnya. Saat
akan tidur, Ribie baru sempat mengecek handphonenya yang sejak tadi pagi di letakkan
di tas tanpa di sentuh sedikitpun. Sempat berharap ada pesan dari Yuri, tapi tidak ada satu pun sms yang masuk
berasal dari Yuri. Akhirnya Ribie memutuskan untuk tidur dan akan menghubungi Yuri
besok pagi.
***
Pagi itu Ribie sudah
stanby di sekolahnya lebih awal. Untuk memperbaiki kekurangan di hari pertama
Pegas. Tiba-tiba Ribie ingat kepada Yuri. Sejak kemarin ia hanya sekali
berkomunikasi dengan Yuri. Dia harus menyemangati Yuri lagi.
Fr : Ribie
Gmana tes hari pertamanya,mzQ? Semangat bwt hari kdua
y,mzQ!!!
Tapi tidak ada balasan
dari Yuri. Hingga 10 menit sebelum acara Pegas dimulai, tetap tidak ada balasan
dari Yuri. Ribie berfikir bahwa Yuri tengah fokus pada tesnya, tapi aneh sekali
kalau Yuri tidak membalas smsnya sama sekali.
Saat
itu stand kelas Ribie membuka Game PES. Cukup banyak yang mendaftar. Yang
berhasil mengalahkan panitia kelas Ribie, maka akan mendapat hadiah pulsa sebesar
5000. Saat Ribie tengah sibuk mendata para calon pemain, tiba-tiba
teman-temannya berdeham. “Hm… Hm… Sih… Cie…” ujar teman-teman Ribie yang cukup membuat Ribie kebingungan. Tapi
Ribie mengabaikannya dan tetap asyik mendata. Karena teman-temannya tak kunjung
berhenti berkicau, akhirnya Ribie pun bertanya, ”Kenapa sich? Rame deh! Ganggu
tauk!”.
Lalu Phafa langsung
menunjuk ke arah belakang Ribie. Dan lagi-lagi Yuri sedang nyengir kuda di
belakangnya. Ribie pun kaget dengan kehadiran Yuri. Sempat dia berfikir bahwa
itu hanya halusinasinya tentang Yuri
karena tidak mendapat kabar darinya. Tapi ternyata lelaki yang berdiri di
belakangnya itu benar-benar Yuri.
”Loh? Mas kok disini?”, tanya Ribie.
”Aku daftar, dek! Nanti kalau
udah aku yang main, sms yah!”, ujar Yuri lalu pergi meninggalkan Ribie.
Ribie pun minta bantuan
Phafa untuk menggantikannya dalam mendata para pemain yang ingin bermain. Namun
saat Ribie akan menemui Yuri, Yuri sudah hilang dari pandangan. Saat akan
menghubungi Yuri, ternyata handphonenya ada di tas dan tasnya ada di stand.
Saat akan kembali ke stand untuk mengambil handphone, Ribie bertemu dengan Yana.
Ribie tahu bahwa kekasih Yana juga ikut tes akpol bersama Yuri. ”Yan, gimana
tes akpolnya Mas Teguh (pacar Yana)?”, tanya Ribie.
”Alhamdulillah lulus, Bie.
Kenapa?”, jawab Yana.
”Syukur deh. Tahu mas Yuri?
Dia lulus nggak?”, tanya Ribie.
”Kemarin itu tes
kesehatan, Bie. Nah yang lulus itu Cuma Mas Teguh yang dari SMA sini. Mas Yuri
ikut?”, terang Yana dan malah balik bertanya.
”Hah? Yang lulus Cuma Mas
Teguh? Nggak ada lagi?”, tanya Ribie kaget.
”Iya. Semangat yah, Bie. Semoga tahun depan Mas Yuri yang lulus.”,
terang Yana. Dengan langkah gontai, Ribie meninggalkan Yana. Ribie benar-benar
tidak percaya kalau Mas kesayangannya itu gagal sejak hari pertama. Dan hal
yang harus ia lakukan sekarang adalah mencari Yuri dan menyemangatinya.
Fr : Ribie
MzQ dmana?km main nih!
Tak lama kemudian Yuri sudah ada di
depan stand kelas Ribie. Lalu Ribie mencegat Yuri yang akan masuk stand. “Heh,
kok nggak kasih kabar sich?”.
Yuri pun hanya diam. Lalu ia
tersenyum tipis, “tahun depan yah, Dek!”.
Meski keadaan sedang ramai dan
meriah, namun Ribie ingin rasanya menangis melihat ekspresi Yuri. Ribie tak
kuasa melihat kekecewaan di wajah Yuri. “semangat yah,mzQ! Tahun depan
giliranmu!”, ujar Ribie menyemangati Yuri.
***
Hari itu hari minggu. Yuri dan Ribie memang
memiliki kebiasaan jogging setiap hari minggu. Saat itu Yuri dan Ribie janjian
akan jogging bersama. Ribie mengatakan akan memberikan sesuatu kepada Yuri.
Maka berangkatlah Ribie ke alun-alun sambil membawa barang itu. Sesampainya di
alun-alun, Ribie jogging mengelilingi alun-alun berkali-kali sambil mencari
sosok Yuri.
Tepat di depan masjid, Yuri menghampiri Ribie. Ribie
mengulurkan 2 gantungan kunci yang mirip tapi berbeda. Gantungan kunci couple
yang hanya berbeda yang laki-laki bercelana, sedangkan yang perempuan memakai
rok.
“Pilih satu, mzQ!”, ujar
Ribie sambil memberikan pada Yuri.
Di lihatnya satu persatu oleh Yuri. Di bolak-balik gantungan kunci itu. Dan Yuri
memutuskan untuk mengambil gantungan kunci yang laki-laki.
”Nih, dek! Aku ngambil
yang cowok! Makasih ya!”., ujar Yuri sambil tersenyum.
”MzQ, yang cowok itu
namanya FA. Yang cewek itu namanya TA. Kalau di sambung jadi FA n TA. Kalo di
baca langsung jadi FANTA. Kan gantungannya mirip kartun di iklan FANTA kan? Di inget ya?”, terang Ribie panjang lebar.
”Owh iya... Namanya FA ya?
Oke oke! Aku lari lagi ya? Dadah adek, makasih!”, ujar Yuri dan meninggalkan
Ribie.
***
Untuk mengisi waktu luangnya selama setahun
menunggu tes Akpol tahun depan, Yuri memutuskan untuk berkuliah di Universitas
swasta di kotanya. Yuri mengambil jurusan Administrasi. Tak jauh berbeda dengan
Yuri waktu SMA, saat kuliah sosok Yuri menjadi sangat popular di antara
mahasiswa-mahasiswi lainnya. Tak ada satu pun gadis yang tak mengenal sosok Yuri. Yuri yang memang
tidak merasa tertarik tentang wanita-wanita yang ada di kampusnya itu hanya
menanggapi sekilas ketika ada mahasiswi yang mengajaknya makan atau
jalan-jalan.
Hingga
4 bulan setelah Yuri resmi menjadi mahasiswa Universitas di kampus itu, Ribie baru
tahu kalau Yuri kuliah. Karena dalam pikiran Ribie, Yuri tidak akan kuliah
sesuai kata-katanya saat Acara Perpisahan beberapa waktu lalu. ”Aku nggak mau kuliah, Dek. Aku mau ikut tes
akpol, dek!”
Hingga
pada akhirnya Ribie mengetahui bahwa Yuri kuliah dari temannya. Ribie kaget dan
langsung memarahi Yuri.
Fr : Ribie
Kuliah ya?! Kok g bilang?!
Fr : Yuri
D ksh tw sapa,dek?
Fr : Ribie
Temanku! Bener tha?
Fr : Yuri
G tw!He
Fr : Ribie
Beh? Kok g tw? Ayo yg bener,mzQ!
Fr : Yuri
Apa adex 5yonk.....hi
Fr : Ribie
Km iku kuliah apa ndak,mzQ sayong?! Kalo iya,km iku kuliahnya dmana?!
Fr : Yuri
Dihatimu....hihihi
Fr : Ribie
Beh hahaha >,<
Karena
Ribie memang dari awal paling tidak bisa marah pada Yuri, maka meski Ribie saat
itu sudah marah hingga ubun-ubun maka tetap saja Ribie memaafkan Yuri. Sebab Yuri
kalau sudah merajuk takkan ada satu orang pun yang bisa menolak.
***
Pada hari minggu sore, Yuri termenung
sendirian di kamarnya. Saat
itu hatinya sedang galau stadium akhir. Di utak-atik handphonenya, tetapi tidak
membuat hatinya tidak galau. Tapi saat ia membuka inboxnya, ada sms dari Ribie
beberapa hari lalu yang tidak sempat ia balas. Lalu di balaslah sms Ribie itu.
Fr : Yuri
Mav dr kmren gag blz adex,hti lg galau..hi
Fr : Ribie
Hahaha iyo gpp,mzQ.. galau knp?
Fr : Yuri
Hahahaha.. biasa dex gag pxa pacar adex...:( bole mnta
tlong?
Fr : Ribie
Minta tlong apa,mzQ?
Fr : Yuri
Adex pxa modem kn? D pake g?
Fr : Ribie
Modem? G tuh!
Fr : Yuri
Bole pinjem g?
Fr : Ribie
Bole donk! Mumpung adk lg ujian,jd modemnya nganggur!
Jemput yah!
Fr : Yuri
Okok.... ntar tak jmput yah adex,gmana???
Malam harinya setelah Yuri
shalat isya’, berkunjunglah Yuri ke rumah Ribie untuk menjemput modem Ribie. Yuri
bersama temannya ke rumah Ribie. Sebelum berangkat, Yuri mengirim sms pada
Ribie, ”siap2 dex tunggu luar yah”.
Lalu Yuri berangkat.
Sesampainya disana, Yuri
hanya menunggu Ribie keluar rumah sekitar 3 menit. Kebetulan baju yang di pakai
Yuri dan Ribie sama, bermotif belang-belang. Ribie belang-belang hitam-biru,
sedangkan Yuri belang-belang hitam-merah.
”MzQ! Nih modemnya. Buat
apa, mzQ?”, tanya Ribie.
”Ada deh! Hahaha pinjem
yah adek!”, jawab Yuri.
”Oke. Tau kan cara
pakenya?”, tanya Ribie lagi.
”Tau donk! Ya sudah, aku
pulang yah, adek! Makasih!”, ujar Yuri sambil tersenyum lalu pulang.
***
Sekitar 2 minggu modem Ribie ada pada Yuri. Saat
ujian telah berakhir, Ribie berniat menggunakan modem itu untuk refreshing.
Maka di tanyakanlah pada Yuri perihal modem itu. Lalu Yuri mengatakan akan
mengembalikannya. Namun pengembalian itu terus menerus tertunda karena berbagai
alasan. Banyak gangguan yang terjadi ketika Yuri akan mengembalikan modemnya.
Akhirnya pada jum’at siang yang mendung, Yuri
berniat benar-benar akan mengembalikan modem itu. Sepulang shalat jum’at dan
seselesai makan, Yuri siap berangkat. Tapi ketika baru akan mengeluarkan
motornya, gerimis datang. Yuri kebingungan. ”masak mau di tunda lagi?
Berapakali dah nggak jadi ngembaliin modem?!”. Yuri pun jadi pusing sendiri.
Setelah menunggu beberapa saat, gerimis hilang. Maka Yuri segera memacu motor
kuningnya menuju rumah Ribie. Sesampainya di rumah Ribie, Yuri mengirim sms. ”aku di dah di luar adex. Cpet!”.
“Nih, dek! Makasih yah modemnya! Pulsanya nggak aku pake kok! Masih utuh. Hahaha ”,
terang Yuri.
”Loh? Kok masih utuh? Terus kamu pinjem modemku
buat apa, mzQ?”, tanya Ribie kaget.
”Nggak apa-apa. Cuma pengen pinjem ke kamu aja,
dek!”, jawab Yuri.
Jawaban itu membuat Ribie kaget dan membuat Ribie
jadi senyum-senyum sendiri. Saat Yuri sedang memutar sepeda motornya. Ribie
melihat FA tergantung menjadi gantungan kunci motor Yuri.
”FA ku tuh!”, ujar Ribie sedikit teriak.
“Busyet! Fa-ku yeh, dek!”,
timpal Yuri.
“Oh iya. Hahaha”, jawab Ribie.
“Yaudah. Aku pulang ya? Mendung nih!”, ujar Yuri sambil menghidupkan motornya.
”Iya. Hati-hati di jalan yah, mzQ”, ujar Ribie
sebelum Yuri memacu motornya meninggalkan Ribie sendiri di lapangan di Gang-nya
itu.
***
Malam minggu itu, Ribie ingin membuat catatan di
facebook-nya tentang Yuri. Saat sudah di posting, Ribie
memberi tahu Yuri agar Yuri mengecek facebook-nya dan
membaca catatan yang sudah di tandai kepadanya. Nama catatannya ”For my special
someone, NOW!!!”
Fr : Ribie
mzQ, cek fb! Cepetan!
Fr : Yuri
Nanti aja yah adk.mz lg otw nie!
Fr : Ribie
Mw kmana,mzQ?
Fr : Yuri
K Sumenep,dek.tanding futsal!
Fr : Ribie
Wah...Hati2 d jlan yah,mzQ!awas jgn
lirak-lirik cwe lain dsana,mzQ!
Fr : Yuri
Hahaha iya ya.yaudah dlu ya,mz mw
siap2 nih!
Akhirnya
komunikasi antara Yuri dan Ribie kembali terputus. Malam itu menjadi malam
menyedihkan bagi Ribie. Tidak ada yang menemani. Ribie hanya bisa menunggu Yuri
selesai bertanding dan segera menghubunginya.
Jam
11 malam Ribie mencoba menghubungi Yuri. Namun tak kunjung di balas oleh Yuri. Ribie berfikir bahwa Yuri belum
selesai bertanding. Tapi saat melihat jam yang sudah sangat malam, sangat aneh
kalau misalnya pertandingan belum selesai. Tapi setengah jam kemudian Yuri baru
membalas sms Ribie.
Fr : Yuri
Baru selesai main nie,dek!baru selesai
ganti baju jg!tidor?
Fr : Ribie
Blm.kok mlm bgtz,mzQ?gmana?menang?
Fr : Yuri
Menang donk!aku ngegolin loh!
Fr : Ribie
Sombong :p udah makan?
Fr : Yuri
Nah kebetulan ini mau makan.yaudah sana adk tidor dluan!
Fr : Ribie
G mw!
Fr : Yuri
Yowes aku tinggal makan loh!
Fr : Ribie
Huh...ywdh adk tidor!
Rasa kecewa menggelayuti
Ribie. Yuri tidak sedikit pun menyindir tentang catatan facebook yang di
buatnya. Tapi mungkin memang Yuri belum sempat membuka facebook. Ribie pun
tidur. Tapi tepat jam 12 malam, Yuri mengirim sms pada Ribie.
Fr : Yuri
Mkasih y udah sayang aku!
***
Pagi harinya Ribie kaget
setelah membaca sms Yuri semalam. Antara percaya dan tidak percaya. Perasaan
senang menggelayuti hati Ribie. Tanpa menunggu lama, Ribie langsung mengecek
akun facebook-nya. Ternyata ada notification bahwa Yuri mengomentari
catatannya.
”Yuri Kurniawan Astaman : realita apa karangan ini, dek? Hahaha.”, komentar Yuri.
Ribie pun langsung
mengomentari, ”realita donk! Kan dulu adek benci banget sama, mzQ. Tapi
sekarang nggak karena sekarang adek sayang sama kamu, mzQ!”.
Setelah itu banyak
teman-teman Ribie maupun Yuri yang mengomentari catatan Ribie. Kebanyakan dari
komentar mereka adalah mengolok-olok kedekatan Ribie dan Yuri. Sejak itu mulai
tersiar gosip kedekatan Ribie dan Yuri ke depan umum. Tapi karena gosip yang
beredar itulah yang membuat hubungan antara Yuri dan Ribie sedikit demi sedikit
mulai menjauh. Yuri sendiri mulai mengacuhkan sms Ribie. Namun sesekali Yuri
membalas saat ia benar-benar sedang tidak ada urusan.
***
2 bulan telah berlalu.
Hubungan Yuri dan Ribie semakin hari semakin jauh saja. Namun Yuri tidak
langsung meninggalkan Ribie begitu saja. Yuri tetap bersikap ramah kepada
Ribie, meski tak seramah dulu. Hingga pada akhirnya tidak ada kabar apapun dari
Yuri. Ribie tampak kebingungan. Ribie mencoba menghubungi teman Yuri dan
berharap mendapatkan informasi tentang Yuri. Hingga akhirnya Ribie mendapatkan
informasi dari Malik.
Fr : Ribie
Mz,mzQ sekarang dmana?
Fr : Malik
Mw tes dy,dek!
Fr : Ribie
Tes apa,mz? Dimana?
Fr : Malik
Tes scaba,dek! D Bengkulu.
Di Bengkulu? Ribie kaget
dan tak percaya tentang berita itu. Memang Yuri beberapa hari ini benar-benar tidak dapat di hubungi. Mungkin
karena sedang berada di Bengkulu dan sedang mengikuti tes Scaba itulah Yuri
tidak dapat dihubungi. Ribie pun akhirnya pasrah dan hanya dapat berdoa untuk
kesuksesan Yuri. Siang dan malam Ribie memasukkan nama Yuri dalam daftar
do’anya. Hingga pada jum’at siang, Ribie mencoba mengirim sms pada Yuri.
Fr : Ribie
mzQ..
Fr : Yuri
Apa dek???
Sontak hati Ribie senang luar biasa. Tidak ada
yang lebih membahagiakan selain mendapat balasan dari Yuri yang selama ini
menghilang dari peredaran.
Fr : Ribie
mzQ sekarang dimana?
Fr : Yuri
Adek udah tw kok!
Fr : Ribie
Jadi bener tha? Kok jauh
banget sich,mzQ? Semangat ya? Semoga lulus! Wish you
luck :’(
Fr : Yuri
Mksh
adk.. doain yah : )
Setelah itu Yuri kembali tak
membalas sms dari Ribie. Ribie memaklumi. Ribie mengerti tentang kesibukan Yuri.
Ribie hanya bisa mendoakan Yuri. Berminggu-minggu Yuri tak membalas sms dan
memberi kabar pada Ribie. Ribie pun tak kuasa menahan diri untuk mengetahui
kabar tentang Yuri. Ribie pun mencoba menghubungi Malik, tapi tak di balas.
Tanpa babibu, Ribie mencoba menghubungi teman Yuri lainnya yaitu Arsha.
“Mas, Mas Yuri sekarang lagi tes ya?”, tanya Ribie
pada Arsha.
”Iya, Dek. Tes Caba di
Surabaya!”, jawab Arsha yang seketika membuat Ribie kaget. Setahu Ribie, Yuri
mengikuti tes Scaba di Bengkulu. Bukan di Surabaya.
”Di Surabaya? Owh...
Sampai kapan?”, tanya Ribie sambil mencoba menutupi dirinya yang tengah kaget.
”Nggak tahu, Dek. Sekarang
saja masih tes tahap kedua. Tes
keseluruhan ada 5 tahap.”, terang Arsha.
”Owh gitu ya, Mas. Ya sudah, makasih ya infonya.”, ujar Ribie
sambil meninggalkan Arsha.
Ribie pun sedikit sedih
kenapa Yuri menyembunyikan semua ini. Apa yang salah? Toh Ribie akan tetap
mendoakan Yuri setulus hatinya. Tapi sayangnya Ribie tak mampu kecewa pada Yuri,
Yuri tetaplah orang yang mampu membuat hatinya luluh meski hatinya marah
sekalipun.
***
Hingga satu bulan pun berlalu. Bulan Maret, tanggal
6 maret adalah pengumuman tes Scaba yang diikuti Yuri. Perasaan dag-dig-dug
menggelayuti hati Yuri. Yuri berharap akan lulus dan dapat membahagiakan ayah
dan mamanya.
Jam 12 malam Yuri menunggu pengumuman. Bersama
dengan yang lainnya. Yuri tak henti-hentinya berkomat-kamit memanjatkan do’a.
Ribie yang tahu bahwa hari itu adalah pengumuman Yuri pun juga merasa gelisah.
Ribie menunggu kabar via facebook dan sms dari Yuri. Jarum panjang jam sudah
menunjukkan jam 00.23, tapi tak ada kabar. Tiba-tiba ada sms masuk. Langsung
Ribie membukanya dan membaca dengan seksama. Jantung Ribie pun cenat-cenut. Ternyata sms
promosi dari operator, bukan dari Yuri. Tepat jam 00.43 WIB, akhirnya ada sms
dari Yuri.
Fr
: Yuri
Adek,alhamdulillah
aku lulus tes Scaba!Makasih bwt doanya selama nie ya? : )
Membaca sms Yuri itu sontak Ribie langsung sujud
syukur dan menangis terharu. Akhirnya impian Mas kesayangannya itu terwujud.
Tak henti-hentinya Ribie mengucap syukur kepada Allah.
Fr
: Ribie
Sungguan
mzQ? Alhamdulillah. Sama2,mzQ. :’)
Fr : Yuri
Iyah,adek.
Fr : Ribie
Trz gmana?kapan pendidikan?
Fr : Yuri
InsyaAllah tgl 9,dek.besok aku pulang,lusanya aku balik k
Sby!
Fr : Ribie
Bsk pulang? Ye \^^/ tp tgl 8 pulangnya jamber?
Fr : Yuri
Sore gitu insyaAllah.ywdh y,aku mw kasih kbar k yg lain
dlu.mksh adk : )
Ribie pun akhirnya mengakhiri
sms-annya itu dan dapat tidur dengan senyum yang mengembang.
***
Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Ribie
langsung berkeliling kota mencari kado ulangtahun untuk Yuri. Kebetulan tanggal
8 Maret adalah hari ulangtahun Yuri. Dengan ditemani kakak sepupunya, Ribie
membeli beberapa barang untuk Yuri. Barang itu lalu di bungkus secantik
mungkin. Dan bersiap keesokannya akan di berikan kepada Yuri. Pada hari itu, 7
maret, Ribie sengaja tidak menghubungi Yuri karena Yuri mengatakan tengah sibuk
mempersiapkan barang-barang yang akan di bawanya selama pendidikan.
Keesokan harinya, 8 Maret
adalah hari ulangtahun Yuri. Tepat jam 00.00 WIB Ribie mengucapkan selamat
ulangtahun untuk Yuri.
Fr : Ribie
Happy bday,,mzQ..Gbu n wyatb : )
Namun Yuri membalas sms itu jam
06.00 WIB.
Fr : Yuri
Makasih
ya adk.mz jam stengah4 berangkat k Sby.bsk pendidikan d mulai.doain aku yah!
Fr :
Ribie
Stengah4?!
Berangkat naik apa,mzQ?
Fr : Yuri
Naik
bis,dek.ywdh aku makan dlu ya?
Saat itu Ribie yang sedang ada di
sekolah pun nampak gelisah. Hari kamis, sekolah Ribie pulang jam 14.55 WIB.
Ribie sangat ingin pulang, kalau bisa ia ingin izin pulang lebih awal. Saat bel
tanda usai berbunyi, Ribie langsung bergegas pulang. Ternyata motor Ribie
terhalang motor temannya. Alhasil ia harus menunggu temannya itu. Tapi temannya
itu tak kunjung pulang. Maka di datangi temannya itu untuk segera memindah
motornya. Setelah berhasil mengeluarkan motornya, Ribie langsung menuju rumah Yuri
sebelum semuanya terlambat. 15.03 WIB.
Fr :
Ribie
MzQ
dmana?
Fr : Yuri
D
trminal,dek.knp?
15.09 WIB. Terminal? Ribie langsung
berangkat menuju
terminal. Jarak antara rumah Yuri dan terminal cukup jauh. Apa lagi jalanan
menuju terminal sangat rusak jadi tidak bisa memacu motor terlalu kencang.
Waktu rasanya berjalan sangat cepat namun Ribie tidak kunjung sampai ke
terminal. Ribie sempat melirik arloji hitamnya, waktu menunjukkan kurang 14
menit lagi menuju jam 15.30 WIB. Dan akhirnya Ribie sampai di terminal.
Langsung di cari sosok Yuri di terminal. Dan Yuri pun ternyata sudah mengetahui
kedatangan Ribie.
“Dek, ngapain kamu disini?
Nggak sekolah?”, tanya Yuri sambil saat Ribie suah berada di dekatnya.
Ribie tampak ngos-ngosan.
Sambil mengatur laju nafasnya, Ribie berjalan ke arah Yuri. “Happy bday, mzQ!”,
ujar Ribie ngos-ngosan sambil memberikan bungkusan kado yang telah
disiapkannya.
“Hah? Wah makasih yah, dek. Nggak usah
repot-repot. Gimana nih aku ngebalesnya? Nanti ya kalo aku pulang pendidikan!”,
terang Yuri.
”Nggak usah nggak apa-apa
kok. Nggak terlalu istimewa.” ujar Ribie masih sambil ngos-ngosan.
”Aku buka ya? Pengen tahu
nih apa isinya”, ujar Yuri sambil membuka bingkisan kado dari Ribie. Dan Yuri
pun kaget melihat isinya.
”Hahaha makasih yah, adek! Bagus loh!”, ujar Yuri
sambil melihat isinya.
”Maaf Cuma kecil-kecilan,
mzQ!”, jawab Ribie pelan.
”Beh? Nggak apa-apa! Aku
malah makasih banget sama kamu! Eh ada suratnya! Hm... aku baca nanti saja di bis yah”, jawab Yuri.
“Iya, Mas. Terserah di
baca dimana!”, ujar Ribie lagi.
“Mas, yang mau berangkat wah! Cepet!”, ujar Zilo,
adik Yuri, secara tiba-tiba.
”Owh iya iya. Hm... adek,
kadonya aku titipin ke mama dulu ya? Nggak apa-apa kan? Nanti pas pulang pendidikan pasti aku pakai kok! Ya sudah aku berangkat yah? Jangan nakal!
Belajar yang rajin!,”, terang Yuri sambil memegang kepala Ribie. Lalu Yuri
memberikan kado pemberian Ribie kepada mamanya. Lalu ia berpamitan kepada mama,
ayah, dan adiknya. Saat akan naik bis, Yuri sempat melambaikan tangan pada
Ribie. Setelah itu bis membawa Yuri pergi dan tinggallah Ribie sendiri.
***
Saat perjalanan menuju
Surabaya, Yuri ingat akan surat dari Ribie. Dia pun mulai membacanya dengan
seksama.
To : mzQ Yuri
Happy bday. Gbu n wyatb : )
Semoga
apa yg mzQ inginkan dan cita-citakan bisa tercapai n terkabul serta membawa
kebarokahan. Amien (^/\^)
Semoga
mzQ menjadi manusia yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tapi,
sebelumnya maaf, mzQ. Mungkin aku lancang, aku Cuma ingin menyampaikan sesuatu.
Hm…. “Maaf, Aku mencintaimu”.
Maaf,
aku Cuma ingin menyampaikan apa yang selama ini aku pendam. Aku menyampaikan
perasaanku ini karena aku takut sepulangnya kamu dari pendidikan, aku takut
kamu tidak mengenalku seperti dulu. Aku takut kamu melupakan semua tentang aku.
Tapi
aku tetap berharap kamu akan mengingatku seperti dulu.
Terimakasih.
Ku tunggu kepulanganmu, mzQ..
I will miss you :’)
Setelah membaca surat itu jantung Yuri berdegup kencang. Yuri
tak pernah menyangka bahwa adik kelasnya itu menaruh hati kepadanya. Namun Yuri
tidak dapat melarang. Yuri pun berjanji akan pulang dan akan tetap mengenalnya.
***
Sekitar jam 18.43 WIB, Yuri sampai di Surabaya. Sebelum besok menjalani pendidikan, hari ini dia akan menginap di
rumah pamannya. Yuri masih
mengecek barang-barangnya, takut-takut ada barang yang tertinggal.
Hari itu waktu berjalan
begitu cepat. Jam dinding kamar menunjukkan pukul 23.57 WIB. Yuri tak dapat
tidur. Dia tidak sabar untuk segera menjalani proses pendidikan besok. Lalu Yuri
mencoba membuka akun facebooknya. Hari ini dia ulangtahun, pasti banyak
teman-temannya yang mengirim wall kepadanya. Benar saja. Kurang lebih 60-an
teman Yuri mengucapkan selamat ulangtahun kepadanya. Yuri pun hanya menulis
status, ”terimakasih sudah mendoakan aku. Maaf g bisa balas satu persatu. Bsk
aku pendidikan,selama 6bln g akan brtemu kalian. Aku pasti merindukan kalian.”
Saat akan menutup akun
facebooknya, di laman Beranda tertera ”Ribie Wulandari sedang berulangtahun”. Yuri
kaget. Yuri ingat bahwa tanggal ulangtahunnya dan ulangtahun Ribie hanya
berbeda 1 hari. Yuri kebingungan. Apa yang harus dia lakukan? Jam menunjukkan
lewat jam 00.00 WIB. Ribie pasti sudah tidur. Yuri pun langsung menutup akun
facebooknya dan mengetik sms untuk Ribie.
Fr : Yuri
Happy bday,adek. Gbu n
wyatb. Aku pasti akan mengingat adek sepulang pendidikan nanti : ) Hm… lain
kali jangan mencintaiku lagi y? : )
Setelah mengirim sms itu, Yuri mematikan handphonenya. Dan dia akan
menghidupkannya kembali 6 bulan lagi.
***
Keesokannya Ribie membaca sms Yuri.
Hati Ribie perih membaca kalimat terakhir yang di kirim Yuri untuknya. Ribie
langsung membalas sms Yuri. Namun gagal. Karena handphone Yuri memang sudah di
nonaktifkan.
Perasaan galau menghiasi hari-hari
Ribie tanpa kehadiran Yuri. Ribie tetap mendoakan Yuri di setiap shalatnya.
Waktu rasanya bergulir sangat lambat untuk waktu 6 bulan saja. Namun Ribie akan
tetap menunggu kepulangan Yuri 6 bulan lagi.
***
6 bulan telah berlalu, Yuri akhirnya
selesai menjalani pendidikannya. Kabar kepulangan pun langsung tersebar hingga ke telinga Ribie. Ribie sangat
senang dengan berita itu. Akhirnya saat yang paling di tunggu datang juga.
Keesokannya ada berita
kalau ternyata akan ada sosialisasi untuk siswa kelas XII tentang Sekolah Calon
Bintara. Kelas Ribie pun ikut serta dalam sosialiasi itu. Sosialiasi itu di
lakukan oleh kakak kelasnya yang baru saja menyelesaikan pendidikan Scaba. Ribie
sangat bahagia dan antusias dalam sosialisasi itu. Karena ia akan segera
bertemu dengan Mas kesayangannya. Benar saja, ada Yuri disana. Dengan gagah dan
tegapnya, Yuri menyampaikan sosialisasi. Tak banyak yang berubah dari sosok Yuri,
hanya Yuri terlihat lebih coklat kulitnya, lebih kurus badannya, dan rambutnya
lebih tipis. Sangat gagah. Tak heran jika Ribie tidak mendengarkan sosialisasi
dengan seksama tapi malah memandang Yuri yang terlihat sempurna dimatanya.
Seselesai sosialisasi,
Ribie hendak menghampiri Yuri. Tapi Yuri malah terlebih dahulu hilang dari
pandangan. Ternyata Yuri menuju kantor guru untuk sekedar bersalaman dengan
para guru. Ribie pun menunggu di depan pintu ruang guru. Tak kunjung datang,
ternyata Ribie menangkap sosok Yuri keluar kantor lewat pintu yang satunya dan
langsung naik ke mobil dan pergi.
Gagal rencana Ribie untuk
sekedar bersua dengan Yuri. Namun dia tidak putus asa. Dikabarkan Yuri akan ada
disini hingga seminggu ke depan.
Hari minggu adalah hari
yang paling di tunggu-tunggu Ribie. Biasanya setiap hari minggu Ribie jogging
ke alun-alun kota, sama seperti yang di lakukan Yuri dulu sebelum pendidikan.
Ribie berharap Yuri akan jogging di alun-alun hari ini. Benar saja Yuri jogging
tapi kini ia jogging bersama teman-temannya. Karena tidak kuasa mengejar Yuri
yang larinya sangat cepat, maka Ribie menunggu Yuri di depan stand Car Free
day. Tak lama kemudian Yuri lewat di depan Ribie. Ribie langsung mengejar Yuri.
”MzQ!!!!!!!! Mz Yuri?! Hei! Kapan pulang?”, tanya Ribie setelah
berhasil mengejar Yuri.
”Eh iya. Kemarin baru
nyampe sini, dek!”, jawab Yuri sambil tersenyum tapi Yuri langsung meninggalkan
Ribie.
Sontak Ribie kaget dengan
tingkah Yuri itu. Dugaan Ribie benar, Yuri berubah. Perasaan kecewa yang
teramat sangat menghantui diri Ribie. Dia tidak habis pikir tentang perubahan
sikap Yuri. Namun ia tidak ingin menyerah.
Sorenya Ribie di beritahu oleh Arsha bahwa ada
acara bersama Yuri di sebuah rumah makan. Lalu Ribie pergi ke rumah makan itu
bersama temannya, Zua. Sesampainya disana ternyata Yuri belum datang, ada
Arsha.
”Yurinya belum datang, Bie. Tunggu saja disini!”,
ujar Arsha.
”Iya, Mas. Memangnya ada acara apa, Mas?”, tanya
Ribie.
”Biasa Cuma kumpul-kumpul gitu. Kan dia susah yang
mau kumpul, jadi mumpung disini di ajak ngumpul deh!”, jawab Arsha.
”Nggak ganggu, Mas?”, tanya Ribie lagi.
”Nggak kok. Aku sudah bilang sama yang lain. Kita
ngerti lah. Eh itu Yuri datang!”, ujar Arsha sambil menunjuk Yuri yang baru
datang.
Yuri datang dengan motor kuningnya. Setelah
memarkir motornya, Yuri menuju teman-temannya yang sudah menunggu. Lalu Arsha
berbisik pada Yuri, tak lama Yuri langsung menoleh kepada Ribie. Lalu dengan
raut muka yang aneh, Yuri menghampiri Ribie. Ribie nampak sangat berbahagia.
Akhirnya saat yang paling di tunggu datang juga.
”Hi, mzQ! Masih inget aku kan?”, tanya Ribie
sambil tersenyum.
”Hm? Ada apa, dek?”, tanya Yuri sepertinya enggan
berbicara.
”Gimana kabarnya, mzQ?”, tanya Ribie.
”Baik. Terus?”, tanya Yuri lagi dengan sinis.”Hm... aduh apa ya?”, Ribie pun jadi bingung
sendiri. Bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Lalu Yuri berbicara secara tiba-tiba. “Kalo Cuma
mau tanya kabar, udah aku jawab kan? Mending adek sekarang pulang aja kalo
nggak ada urusan! Aku juga nggak bisa bareng adek. Aku mau kumpul-kumpul sama
anak-anak! Kapan lagi aku
kumpul sama mereka kalo bukan sekarang?”, ujar Yuri panjang lebar.
”Terus bareng aku kapan?”, tanya Ribie sedih.
”Kapan-kapan. Pulang aja ya? Hati-hati di jalan
adek!”, ujar Yuri sambil meninggalkan Ribie dan Zua sendirian.
”Mas Yuri!!! Jangan gitu juga donk!”, ujar Zua
marah.
”Terus aku harus gimana? Aku sekarang mau
kumpul-kumpul sama teman-temanku! Aku nggak bisa nemenin dia juga kan!”, ujar Yuri
dari jarak 3 meter.
”Tapi Mas juga nggak bisa gitu! Mas tau nggak sapa
yang nungguin Mas selama 6 bulan? Tau nggak sapa yang belain Mas pas di
jelek-jelekin orang? Tau nggak sapa yang ngegalau tiap hari pas inget sama Mas?
Dan tau nggak sapa yang
selama ini doain Mas? Tau nggak?!!!”, terang Zua panjang lebar.”Tau kok! Dia kan? Yaudah, makasih ya buat semua
yang kamu lakukan selama ini, dek!”, ujar Yuri.
”Bukan ucapan makasih yang kayak itu yang dia
butuhkan, Mas!”, teriak Zua.
”Terus ucapan terimakasih yang kayak apa? Thank
you? Sakalangkong? Gamsahamnida? Atau yang gimana?”, timpal Yuri geram.
”Bukan yang kayak gitu juga, Mas! Nyadar nggak
sich kalau Ribie sayang sama, Mas?!”, ujar Zua tak kalah geram.
”Aku nyadar kok! Aku juga sudah bilang sama dia
terakhir kali sebelum aku pendidikan! Aku bilang ke dia, lain kali jangan mencintaiku lagi! Salah dia donk!
Ngapain masih cinta juga sama aku?!”, terang Yuri panjang lebar.
”Kamu itu yah, Mas!!!!”
”Lagian aku udah kasih waktu 6 bulan ke dia buat
ngelupain aku! Masih kurang?! Aku kira cukup!”, terang Yuri.
”Kalo Mas pengen dia ngelupain Mas selamanya,
seharusnya Mas nggak usah ke hadapan dia lagi! Nggak usah pulang!”, ujar Zua
emosi.
”Yang muncul di hadapan dia itu siapa? Yang
nyamperin kesini siapa? Dia kan? Dan lagi, kota ini bukan punya dia! Aku lahir
dan besar disini! Jadi aku punya hak buat kesini kapan pun aku mau! Bupati aja
nggak ngelarang kok!”, ujar Yuri tak kalah emosi dan kini Yuri benar-benar
pergi ninggalin mereka.
Zua dan Ribie kaget dengan reaksi Yuri. Ribie
yakin itu bukan Yuri. Tapi itulah Yuri yang sekarang. Zua pun menenangkan Ribie
yang tampak shock. ”Jadi itu yang namanya Yuri? Yang selama ini kamu bilang
baik, ganteng, lucu, dan bla bla bla?! Udah lah, Bie. Aku kan sudah bilang, dia itu bukan Mas Yuri yang
dulu! Dia udah berubah! Ngapain sich masih di pikirin? Kayak nggak ada cowok
lain saja!”, ujar Zua.
”Itu bukan Mas Yuri, Zu! Mas Yuri-ku pasti bakal
pulang!”, ujar Ribie sedih.
”Dia itu YURI! Mas Yuri yang selama ini kamu
bangga-banggakan!”, ujar Zua geram.
”Aku nggak punya alasan untuk nggak
membanggakannya pada setiap orang yang aku kenal, Zu. Sekarang aku harus
gimana, Zu?”, tanya Ribie pelan.
”Dia itu udah berubah, dia itu udah bohongin kamu!
Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan percaya lagi sama dia! Dan yang sekarang
harus kamu lakukan adalah pulang! Dan tolong fikirkan baik-baik di rumah.... kamu pilih nungguin Yuri yang Cuma
bisa nyakitin kamu karena DIA SUDAH BERUBAH! Atau kamu lupakan dia dan kamu
akan bahagia SELAMANYA!!!”, ujar Zua sambil membonceng Ribie dan
mengantarkannya pulang.
Akhirnya Ribie memutuskan akan mencoba melupakan Yuri
yang selama ini dia tunggu. Yuri yang sekarang bukanlah Yuri yang dulu. Maka
Ribie harus melupakan Yuri mulai dari sekarang.
Ribie mencoba melupakan
semua kenangan tentang Yuri.
Semua sms yang dulu di kirim Yuri kepada Ribie pun di hapus semua. Foto-foto dan video tentang Yuri pun di
hapus dari laptop dan flashdisknya. Hanya satu hal yang tidak mampu Ribie buang, gantungan kunci TA. Gantungan
kunci yang sama dengan Yuri. Ribie berfikir, ”kalau semisal aku dan mzQ nggak
bisa bersama. Biarlah FA dan TA saja yang bersama”, ujar Ribie dalam hati
sambil meletakkan TA di tempat yang aman agar tidak di lihatnya setiap hari.
Dan hari itu Ribie memulai
perjuangannya melupakan Yuri dan semua kenangan tentang Yuri.
***
Ribie sudah menginjak
bulan ujian kelulusan kelas XII. Setiap hari dia sibuk belajar dan belajar.
Kini ia tinggal menjalani tes SNMPTN. Ribie ikut tes SNMPTN di salah satu
Universitas di ujung timur pulau Jawa. Ribie memilih fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Ribie pun akhirnya di terima di Universitas itu di
fakultas kedokteran. Akhirnya Ribie harus hijrah ke kota itu dan membuang semua
kenangan yang pernah terjadi di tanah kelahirannya. Tak lupa, Ribie membawa
serta TA.
5 tahun telah di lewati
Ribie dengan baik dalam menimba ilmu kedokteran. Wisuda sudah terlaksana. Dosen
Ribie memberitahukan pada Ribie bahwa ada tawaran untuk magang di salah satu
rumah sakit di Bandung. Maka pindahlah Ribie ke Bandung.
Saat hari pertama kerjanya di Bandung, Ribie lewat
di salah satu markas Polisi. Ribie jadi teringat Yuri. Saat ini, Ribie tidak
tahu dimana Yuri di tugaskan. Sempat terselip harapan Ribie ingin bertemu Yuri,
tapi mungkin sangat sulit.
Berhari-hari,
berbulan-bulan, bertahun-tahun Ribie bekerja di Bandung sebagai dokter. Setiap
hari Ribie harus melewati markas Polisi itu dan setiap hari pula Ribie berharap
Yuri bekerja disana.
Hingga pada akhirnya Ribie
akan pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di terminal dia langsung mencari
bis yang menuju ke Surabaya. Ribie duduk sendirian. Beberapa menit sebelum bis
berangkat ada pemuda bertopi dan berjaket yang duduk di sampingnya.
”Maaf, Mas. Itu tas
saya!”, ujar Ribie sambil menunjuk tasnya yang diduduki pemuda tadi.
”Aduh maaf, mbak! Saya nggak sengaja!”, terang pemuda itu.
”Iya nggak apa-apa. Aduh
TA sakit ya?”, ujar Ribie sambil mengelus-elus TA.
Dalam perjalanan Ribie
nggak bisa tidur karena pemuda bertopi di sampingnya amat sangat mencurigakan.
Laki-laki bertopi yang sejak tadi juga tidak tidur. Ribie mulai berfikir yang
tidak-tidak. Jangan-jangan pemuda itu ingin mencuri barang Ribie. Maka meski
mata Ribie terpejam, tapi sebenarnya dia tidak tidur.
Saat sampai di Semarang, bis Ribie isi bensin. Ribie
memanfaatkannya untuk sekedar mencuci muka di kamar mandi. Hingga Ribie kembali
ke bis, pemuda itu tetap duduk dan hanya sesekali meminum air mineralnya.
Bis pun melanjutkan
perjalanannya. Di tengah jalan akhirnya pemuda itu membuat percakapan. “Mau
kemana, mbak?”.
“Ke Surabaya, Mas.”, jawab
Ribie singkat.
“Di Bandung kuliah atau
kerja?”, tanya pemuda itu lagi.
“Kerja, Mas!”, jawab Ribie
lagi. Tapi pemuda tidak
bertanya lagi.
***
Saat sampai Surabaya,
Ribie langsung mencari bis yang menuju ke Pulau Madura. Di naikinya sebuah bis,
ternyata hanya tersisa satu kursi kosong. Dan ternyata di sampingnya ada pemuda
yang tadi naik bis bersama Ribie dari Bandung. ”Kayaknya aku jodoh deh sama
cowok ini. Dari tadi ketemu mulu!”, ujar Ribie dalam hati.
Di perjalanan, Ribie melihat tas coklat pemuda
itu. Ada tulisan FARIEY.
Ribie pun cekikikan sendiri. “Fariey? FA Yuri?”. Namun akhirnya Ribie berhenti
tertawa setelah pemuda itu memandangnya dengan tatapan aneh.
“Kenapa, mbak?”, tanya pemuda itu.
”Nggak apa-apa. Namanya
mas Fari ya?”, tanya Ribie.
”Iya, mbak! Kenapa?”,
jawab pemuda itu mantap.
”Nggak apa-apa. Eh ini
kan?”. Ribie kaget melihat gantungan kunci yang di pakai pemuda itu pada tas
coklatnya. Gantungan kunci
yang sangat mirip FA. Persis malah. Tapi Ribie yakin kalau pemuda itu bukanlah Yuri-nya.
”Pabrik kan nggak mungkin bikin produk Cuma satu! Dulu kan pas beli, nggak Cuma
satu gantungan yang kayak FA sama TA!”, ujar Ribie dalam hati.
”Inget sama seseorang ya,
Mbak?”, tanya pemuda itu tiba-tiba.
”Ha? Nggak kok! Lucu
saja.”, terang Ribie sedikit gelagapan.
”Fariey itu singkatan,
mbak! FA Yuri! Nama saya Yuri, saya punya gantungan kunci namanya FA pemberian
dari seseorang, mbak! Ini dia gantungan kuncinya. FA itu punya pasangan namanya
TA, mbak. TA itu sekarang sama seseorang. Nah karena saya sudah lama nggak
ketemu sama dia, jadi saya memutuskan mengubah nama saya agar saya tetap
mengingat dia, mbak. Meski tak seperti dulu!”, terang pemuda itu.
”Ha? Jadi.......”
”Tunggu donk, mbak! Saya
mau cerita nih. Saya itu sudah bertahun-tahun nungguin dia jemput saya. Tapi
dianya nggak datang-datang.”. Tiba-tiba pemuda itu diam. ”Dan sekarang orang
itu ada di samping saya loh, mbak! Jemput saya! Dan pulang bersama saya!”,
jawab pemuda itu sambil cengengesan.
”Jadi kamu? MzQ?”, tanya
Ribie ragu.
”Aduh kurang jelas yah?
Aku Yuri! Majikannya FA!”, lalu pemuda itu membuka jaket dan topi yang selama
ini menutupi badannya. Dan tertulis dengan jelas nama di dada kiri seragam
polisinya, ”YURI KURNIAWAN ASTAMAN”. Dan itulah Yuri-nya yang sejak dulu di
carinya. ”Nggak inget ya? Ini kan jaket pemberianmu dulu pas aku ulangtahun.
Lupa ya?”, ujar Yuri.
”Kamu kok berubah sich,
Mas?”, tanya Ribie dengan suara pelan.
”Aku nggak berubah kok!
Aku Cuma nungguin kamu jemput aku ke Bandung! Lama banget sich connect nya, Bu
Dokter? Pak Policinya capek nih yang nunggu!”, terang Yuri sambil tertawa.
”Hahahaha kamu sich!”,
Ribie tak dapat melanjutkan kata-katanya karena hatinya sudah terlanjur
terharu.
”Yah mewek! Bu dokter kok
cengeng sich! Kayak Pak Polici donk!”, hibur Yuri.
Dan akhirnya Ribie dan Yuri
bertemu kembali. Ribie dan Yuri menjalin hubungan yang jauh lebih baik lagi
dari sebelumnya. Kini tidak hanya FA n TA yang bersatu, tetapi juga Yuri dan
Ribie.
Inilah buah dari sebuah
perjuangan, pengorbanan, dan penantian yang panjang dari sosok Ribie. Karena
Ribie memiliki keyakinan bahwa
semuanya akan indah pada waktunya.