MAKALAH BIOLOGI
HUBUNGAN ILMU BIOLOGI DENGAN
LINGKUNGAN (EKOLOGI)
Disusun Oleh :
DEBY TRI WULANDARI
135050100111138
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas Makalah Biologi yang berjudul “Hubungan Biologi dengan Lingkungan
(Ekologi)”.
Dalam makalah
ini saya
menjelaskan keterkaitan atau
hubungan antara biologi dengan lingkungan sekitarnya. Saya
menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Tak lupa saya ucapkan terimakasih karena
banyak pihak yang telah membantu saya
dengan menyediakan sumber informasi dan memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan mahasiswa/mahasiswi
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada khusunya.
Akhir
kata saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum
wr. wb.
Hormat saya,
Deby Tri Wulandari
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........ ii
BAB I :
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang……………………………………………………….. 1
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………..... 1
C.
Tujuan………………………………………………………………... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………... 3
BAB III : PEMBAHASAN………………………………………………………. 5
1.
Hubungan
Ilmu Biologi dengan Lingkungan………………………... 5
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Biologi dan Lingkungan Saling
Berhubungan…………………………………………………………. 6
3.
Jenis-jenis
Ekologi…………………………………………………… 7
4.
Perbedaan
Jenis-jenis Ekologi……………………………………….. 9
5.
Konsep
Keserasian Alam……………………………………………. 10
6.
Peran
Ekologi terhadap Keserasian Alam…………………………… 11
BAB IV : PENUTUP…………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 14
Bab
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Biologi
merupakan salah satu cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Istilah
biologi di pinjam dari Bahasa Belanda, biologie,
yang juga di turunkan dari gabungan kata Bahasa Yunani, bios yang artinya hidup, dan logos
yang artinya lambang atau ilmu. Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
makhluk hidup. Dalam pengembangan penerapan biologi yang di kenal sebagai biologi terapan, biologi dapat di
hubungkan dengan berbagai ilmu, seperti kimia, fisika, matematika, tehnik
informatika, dan ilmu-ilmu lainnya. Biologi tidak hanya berfokus mempelajari
tentang makhluk hidup yang ada saat ini tetapi juga mempelajari makhluk hidup
yang ada di masa lampau. Tidak hanya mempelajari tentang makhluk hidup saja,
biologi juga mempelajari tentang segala aspek yang menyertainya termasuk
lingkungan.
Ilmu yang
mempelajari tentang makhluk hidup dengan lingkungannya sering disebut Ekologi.
Ekologi merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari pengaruh
lingkungan terhadap jasad hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.
Lingkungan dengan biologi saling berkaitan satu sama lain. Mempelajari
lingkungan artinya mempelajari biologi. Dalam makalah yang berjudul “Hubungan
Biologi dengan Lingkungan (Ekologi)” ini akan di bahas mengenai hubungan atau
keterkaitan antara biologi dengan lingkungan yang sering disebut Ekologi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa saja keterkaitan atau hubungan antara cabang ilmu
biologi dengan lingkungan sekitar?
2.
Apa
faktor yang menyebabkan ilmu biologi dan lingkungan saling berhubungan?
3.
Apa
saja jenis-jenis ekologi?
4.
Apa
perbedaan jenis-jenis ekologi?
5.
Bagaimana
konsep keserasian Alam?
6.
Apa
peran keserasian alam terhadap ekologi?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah “Hubungan Biologi dengan
Lingkungan” yaitu :
1.
Untuk mengetahui keterkaitan atau hubungan
antara cabang ilmu biologi dengan lingkungan sekitarnya.
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menjadikan biologi dan lingkungan saling
berkaitan satu sama lain.
3.
Untuk
mengetahui jenis-jenis ekologi.
4.
Untuk
mengetahui perbedaan antar jenis-jenis ekologi.
5.
Untuk
mengetahui konsep keserasian alam.
6.
Untuk
mengetahui peranan keserasian alam terhadap ekologi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Biologi atau ilmu hayat adalah suatu ilmu tentang
kehidupan. Biologi membantu manusia mengenal dirinya sebagai organisma,
mengenal lingkungannya dan hubungan antara organisma dengan lingkungannya.
Tujuan pengajaran biologi antara lain adalah mengembangkan cara berpikir ilmiah
melalui penelitian dan percobaan, mengembangkan pengetahuan praktis dari metoda
biologi untuk memecahkan masalah kehidupan indovidu dan social, merangsang
studi lebih lanjut di bidang biologi dan bidang lain yang berhubungan dengan
biologi serta membangkitkan pengertian dan rasa sayang kepada lingkungan.
(Idjah Soemarwoto dkk, 1980)
Kajian biologi sangatlah luas. Biologi berbicara
tentang semua makhluk hidup yang ada di muka bumi. Biologi pun mengungkap
keterkaitan di antara makhluk hidup, makhluk tak hidup, dan makhluk mati.
Biologi tidak hanya membicarakan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan saja.
Biologi mengungkap kehidupan di samudra yang dalam dan luas. Biologi menyibak
kehidupan hutan belantara. Biologi juga menjadi media untuk menyejahterakan
kehidupan manusia melalui penemuan bibit unggul, penemuan obat-obatan, serta
pemenuhan sandang, papan, dan pangan. (Rikky Firmansyah dkk, 2009)
Pengertian lingkungan yang klasik adalah sekeliling
tempat organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam,
flora, fauna, manusia, serta hubungan di antaranya. Sekeliling dalam hubungan
ini jangkauannya dari dalam organisasi sampai tingkat global. Manusia memiliki
hubungan timbal-balik dengan lingkungan, dalam hal ini menitikberatkan pada
interaksi-interaksi dengan memperkenalkan lingkungan hidup sebagai satu system
yang terdiri atas bagian-bagian, diantara bagia-bagian tersebut terdapat
interaksi-interaksi atau hubungan timbal-balik yang membentuk satu jaringan,
dan bagian-bagian itu sendiri dapat merupakan system. (Dr. Anies, 2006)
Ekosistem yang ada sekarang merupakan hasil trial and error dalam koevolusi selama
jutaan tahun dari keanekaragaman spesies yang tidak terhitung jumlahnya. Dalam
proses itu, spesies yang tidak mampu bertahan punah, mungkin karena tidak bisa
menyesuaikan dengan kondisi iklim, rentan terhadap serangan hama atau penyakit,
tidak mampu mendapatkan makanan dan energi yang cukup atau kalah bersaing dengan
spesies lain yang lebih efisien. Ekosistem terus mengalami perubahan bersamaan
dengan berlangsungnya proses seleksi alam ini. Ekologi, sebagai suatu ilmu
biologi, merupakan studi hubungan antara organisme yang terlibat dengan
lingkungannya. Meskipun terdapat keanekaragaman ekosistem yang besar (dan
untungnya masih ada), proses dan prinsip dasar tertentu telah muncul. Ekologi
bisa memberikan beberapa wawasan penting bagi studi system pertanian yang,
dengan paksaan atau pilihan, terus berubah dan sedang disesuaikan dengan
keterbatasan lingkungan. (Coen
Reijntjes dkk, 1999)
Bab
III
PEMBAHASAN
1. Hubungan Ilmu Biologi dengan
Lingkungan
Ilmu yang mempelajari
tentang makhluk hidup disebut Biologi. Ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungannya sering disebut Ekologi. Struktur
ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat
tertentu termasuk keadaan densitas organisme,
biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan
kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi
ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan
antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang
ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di
sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi
makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi,
biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi
yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekologi
mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan,
binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan;
dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Biologi dan Lingkungan Saling Berhubungan.
Suatu
organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen
lingkungan yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan,
pertumbuhan, perkembangan, dll. Hubungan antar organisme atau dengan
lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling berinteraksi satu
sama lain membentuk suatu ekologi atau sering disebut ekosistem. Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
1. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang
meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan
saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
2.
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
kimia. Faktor abiotik adalah sebagai berikut:
a.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya
dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b.
Sinar
matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia,
dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan
batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk
d.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e.
Ketinggian
Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda.
f.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g.
Garis
lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi
organisme di permukaan bumi
3.
Jenis-jenis Ekologi
Berdasarkan
atas komposisi jenis organisme yang dikaji, maka ekologi dibagi menjadi:
1. Autekologi, membahas pengkajian individu organisme atau
individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Misalnya, mempelajari sejarah
hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya terhadap lingkungan.
2. Sinekologi, membahas pengkajian golongan atau kumpulan
organisme-organisme sebagai satuan. Misalnya, mempelajari struktur dan
komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, mempelajari pola distribusi binatang
liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan
atas habitat suatu spesies atau kelompok spesies organisme, maka ekologi dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Ekologi daratan (terestrial),
yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme
lainnya serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan lahan
kering, padang rumput, atau gurun.
2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme lainnya serta dengan semua
komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan tawar. Contoh wilayah perairan
tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di wilayah perairan asin atau lautan
4. Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal
balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di wilayah perairan payau. Contoh wilayah perairan payau
adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua
komponen lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
Berdasarkan taksonomi atau
sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1. Ekologi tumbuhan adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara tumbuhan dengan lingkungannya.
Tumbuhan membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, dan mempengaruhi
lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2. Ekologi serangga adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan serangga dengan lingkungannya. Secara garis besar habitat
atau tempat hidup serangga itu bisa dimana saja. Ada serangga yang hidup
ditanah, dipermukaan tanah atau yang bisa terbang atau hidup di udara. Didalam
kehidupannya, serangga bisa menjadi pemangsa dan juga memangsa.
3. Ekologi burung adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara burung dengan lingkungannya. Ekologi burung memiliki beberapa
fungsi, yaitu penyeimbang rantai makanan dalam ekosistem, membantu penyerbukan,
sebagai predator hama, penyebar bagi beberapa tumbuhan dalam mendistribusikan
bijinya, serta sebagai bahan penelitian, pendidikan lingkungan, dan wisata.
4. Ekologi vertebrata adalah ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal-balik antar hewan-hewan vertebrata dengan
lingkungan sekitarnya.
5. Ekologi mikroba adalah Ilmu
yang mempelajari tentang timbal balik antara mikroba dan lingkungan hidupnya.
Ekosistem dalam ekologi mikroba dapat berupa sistem mikro dan sistem makro. Secara umum setiap sistem memiliki ciri-ciri yaitu
adanya dinamika populasi, keanekaragaman, mekanisme adaptasi dan adanya
hubungan antarorganisme yang ada di dalam sistem tersebut. Contohnya yaitu
tanah sebagai suatu sistem, memiliki anggota komunitas yang tersusun dari
berbagai populasi mikroba yaitu bakteri, Actinomycetes, virus, khamir dan
protozoa. Macam dan jumlah mikroba tanah tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor jenis tumbuhan, pH, temperatur, curah hujan, macam tanah, dan kelembaban tanah.
4.
Perbedaan Jenis-jenis Ekologi
Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu
antara satu jenis ekologi dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan, yaitu ekologi hutan,
ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar.
Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara lain :
1.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus
mempelajari tentang ekosistem
hutan.
3.
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya.
4.
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga.
5.
Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari
tentang ekosistem air tawar.
5. Konsep Keserasian Alam
Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti
organisme dengan organ-organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling
melayani dan berbagi. Tiap organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi, dan
memberikan sinergi untuk menghasilkan keseimbangan secara optimal dan
berkelanjutan. Setiap komponen tidak berpikir dan beraksi hanya demi ‘aku’,
tetapi untuk ‘kita’: keseluruhan alam. Demikian halnya Alam, melindungi dan
mengayomi bagian-bagiannya secara harmonis. Serasi dengan alam secara etika
artinya ialah pengubahan sikap, paradigma cara berpikir superioritas manusia
terhadap alam, tidak ada anggapan manusia berkuasa terhadap makhluk lain.
Sehingga apa yang diekspresikan atau dikreasikan di alam adalah memanfaatkan
energi yang bebas beredar, relatif tidak berbahaya, melalui pemanfaatan
sumberdaya alam, dengan tidak meniadakan bentuk kehidupan lain di alam.
Tindakan selaras alam yang dapat dilakukan adalah dengan pengubahan cara hidup,
berupa tindakan untuk mulai berbuat sesuatu sekecil apapun dalam efisiensi
energi di kehidupan sehari-hari, tanpa mengorbankan sesuatu yang bernilai.
Pembangunan dalam prakteknya seharusnya diarahkan pada Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan
terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup
adalah :
1.
Tercapainya
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup,
2.
Terwujudnya
manusia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap, tindak
melindungi, dan membina
lingkungan hidup,
3.
Terjaminnya
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
4.
Tercapainya
kelestarian fungsi lingkungan hidup
5.
Terkendalinya
pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.
6.
Peran Ekologi terhadap Keserasian Alam
Ekologi berkembang karena adanya interaksi manusia dan alam, yang sebenarnya
telah berlangsung sejak sejarah mencatat eksistensi kehidupan di planet bumi
ini. Ilmu ekologi berkaitan dengan manusia dibutuhkan kehadirannya dalam dunia
ilmu pengetahuan dikarenakan kemampuannya dalam memberikan landasan teoretik
dan konseptual yang berguna untuk memaknai dan memahami fenomena dan fakta
hubungan interaksional manusia dan alam serta perubahan sosial dan ekologis
yang terjadi di alam. Perubahan ekologis itu, terutama berkenaan dengan
munculnya destabilitas ekosistem sejak terjadinya penurunan jumlah dan kualitas
sumberdaya alam oleh karena meningkatnya jumlah populasi dan kualitas aktivitas
manusia. Perubahan ekologis adalah dampak yang tidak dapat dielakkan dari
interaksi manusia dan alam yang berlangsung dalam konteks pertukaran. Proses
pertukaran itu sendiri melibatkan energi, materi, dan
informasi yang saling diberikan oleh kedua belah pihak.
Manusia
meminta materi, energi dan informasi dari alam dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup mereka. Sementara itu alam, lebih banyak mendapatkan energi, materi, dan
informasi dari manusia dalam bentuk waste and pollutant (termasuk radio-active
waste) yang lebih banyak mendatangkan kerugian bagi kehidupan seluruh penghuni
planet bumi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup disebut
Biologi. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungannya sering disebut Ekologi. Ilmu Biologi dan lingkungan saling berhubungan karena
dipengaruhi oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Sedangkan faktor
abiotik meliputi suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian tempat, angin,
dan garis lintang.
Selain itu ekologi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan komposisi
jenis organisme yang dikaji, berdasarkan
habitat suatu spesies atau kelompok spesies organisme, dan berdasarkan
taksonomi atau sistematikanya. Jenis ekologi berdasarkan komposisi jenis organisme
yang dikaji terdiri dari autekologi dan sinekologi. Jenis ekologi berdasarkan
habitat suatu spesies atau kelompok spesies organisme terdiri dari ekologi
daratan (terestrial), ekologi air
tawar (freshwater), ekologi bahari, ekologi estuarine, ekologi hutan,
dan ekologi padang rumput. Jenis ekologi berdasarkan taksonomi atau
sistematikanya terdiri dari ekologi tumbuhan, ekologi serangga, ekologi burung,
ekologi vertebrata, dan ekologi mikroba. Setiap jenis ekologi
memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis ekologi dengan
ekologi yang lain memiliki perbedaan,
yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan
ekologi air tawar.
Alam merupakan suatu kesatuan,
terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan organ-organnya. Semua
bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap organ memiliki
peran masing-masing, saling melengkapi dan memberikan sinergi untuk
menghasilkan keseimbangan secara optimal, dan berkelanjutan. Tindakan
selaras alam yang dapat dilakukan adalah dengan pengubahan cara hidup, berupa
tindakan untuk mulai berbuat sesuatu sekecil apapun dalam efisiensi energi di
kehidupan sehari-hari, tanpa mengorbankan sesuatu yang bernilai.
Perubahan ekologis adalah dampak
yang tidak dapat dielakkan dari interaksi manusia dan alam yang berlangsung
dalam konteks pertukaran (exchange). Proses pertukaran itu sendiri melibatkan
energi, materi dan informasi yang saling diberikan oleh kedua belah pihak
(kedua sistem yang saling berinteraksi).
DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto, Idjah. dkk. 1980. High School Biology – Biologi Umum I. Jakarta: PT. Gramedia.
Firmansyah,
Rikky. dkk. 2009. Mudah
dan Aktif Belajar Biologi 1.
Indonesia: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.