BAO CHUNLAI , DARI ATLET MENJADI PRESENTER
Sosok yang selalu
menjadi magnet bagi para remaja putri dalam setiap pertandingan telah
memilih jalan untuk mundur dari dunia tepok bulu angsa. Dia adalah Bao
Chunlai, bukan tanpa alasan ia mundur, selain karena cedera, banyak alasan ia tak memilih melanjutkan karier bulutangkisnya.
Bao Chunlai lahir 17 Februari 1983 di Hunan, China. Saat ini umurnya
sudah sekitar 29 tahun. Sebagai pebulutangkis, tinggi badannya tergolong
tinggi nyaris 2 meter, tepatnya sekitar 1,91 m dengan berat badan
proporsional, 78 kg. Selain Lin Dan, ia merupakan salah satu
pebulutangkis Top yang kidal. Sekarang, generasi Pebulutangkis Kidal
yang mendunia selain Lin Dan dan Bao tidaklah banyak.
Karier Bao cemerlang di usia muda.
Dalam karier juniornya, ia berhasil menjadi Juara Dunia Junior di tahun
2010 lalu, mengalahkan Lee Chong Wei di Semifinal dan menang di Final
atas Sony Dwi Kuncoro.
PRESENTER
Setelah
mengumkan gantung raket pada 2011 lalu, Bao Chunlai memilih menjadi
Presenter. Menurutnya, menjadi seorang pembawa acara harus menekankan
pada aspek komunikasi.
Bao menjadi pembawa acara TV yang
berjudul “Wo Shi Mao Xian Wang” tepatnya di stasiun TV Qinghai. Acara
itu merupakan acara pertualangan ke luar. Nama acara itu dalam bahasa
Inggris adalah King of Adventure.
Bao mau menjadi Presenter
acara ini karena menyukai program yang satu ini, karena program ini
dapat membawa pergi ke banyak tempat yg belum dikunjungi, membuat mataku
terbuka dan berhubungan dengan sesuatu yang mungkin seumur hidup tidak
dapat didekati.
Profesi Bao itu memang disukainya. Selain
senang mencari acara di Discovery Channel saat menjelajah Internet, ia
sering mendownloadnya.Tak hayal ia menyetujui menjadi presenter acara
travel di QingHai TV itu. Menurutnya, lewat Discovery Channel, selain
belajar keterampilan melangsungkan hidup, saya merasa di dalamnya ada
sebagian aturan yang mempunyai arti yang sangat penting.
Bao
juga merupakan orang yang senang membaca buku sejarah, tapi ia sekarang
ia lebih suka membaca majalah, apalagi yang memperkenalkan tentang
keadaan negara, seperti pemanasan global dan sejenisnya. Menurut
penuturan Bao, ia bersama kawannya selalu membawa satu majalah tiap
orang di Bandara.
Soal cinta, Bao sekarang belum memikirkannya.
Kini yang terpenting menurutnya adalah pekerjaan. Namun kriteria cewek
menurut Bao adalah perempuan yang perhatian dan harus saling mengerti.
HOBI MUSIK
Bao adalah sosok pria yang gemar terhadap musik. Ia senang bernyanyi
dan bermain alat musik, terutama gitar. Ia mengaku beberapa kali belajar
main gitar bahkan membeli buku panduan khusus, tetapi sayangnya ia tak
ada waktu untuk membaca buku itu. Namun, menurutnya ia belum bisa
memainkan lagu sampai habis alias belum profesional.
Bao Chun
Lai pernah menunjukan kebolehan nya bernyanyi dalam sebuah variety show.
Tidak tanggung-tanggung lagi, Bao Chun Lai bahkan ber duet dengan
penyanyi terkenal Taiwan, David Tao
Suara Bao Chun Lai yang
jernih dan merdu membuat para penggemar nya terpukau. Di tambah dengan
wajah tampan Bao Chunlai dan postur tubuh nya yang jangkung, Bao Chun
Lai dapat di katakan sangat pantas menjadi seorang artis.
Bao
Chunlai mengatakan di saat libur akhir pekan, Ia biasa menghabiskan
waktu nya untuk menyanyi di karaoke bersama dengan teman-teman satu tim
nya, ia juga sering menampilkan bakat bermain gitarnya. Tidak heran
kalau kepala pelatih China Li Yong Bo sering membuat lelucon terhadap
Bao Chun Lai yang mengatakan, tidak heran Bao Chun Lai selalu kalah dari
Lin Dan, karena waktu nya selalu di pakai untuk berlatih menyanyi.
2001 DENMARK OPEN FIRST TITLE
Masih berusia sangat muda, 18 tahun, ia sudah menjuarai sebuah title
bergengsi di Eropa. Turnamen yang saat ini menjadi salah satu gelar
Premier, yakni Denmark Open. Di Tahun 2001, ia merengkuh gelar
pertamanya sekaligus gelar satu-satunya bagi China di event itu.
Setelah menjuarai IBF Junior Championship setahun sebelumnya, ia pun
memulai karier di kancah internasional. Di Final Denmark Open itu, ia
mengalahkan kompatriotnya sekaligus rival terberatnya, Lin Dan. Bao
menang 7–5, 7–1, 7–0.
Perjalanan menuju Final bagi Bao yang
masih muda tidaklah mudah. Di Babak pertama hingga babak ketiga, ia
menghadapi lawan yang cukup seimbang, yakni Wakil tuan rumah, Kasper
Oedum dan 2 tunggal Indonesia, George Rimarcdi dan Agus Haryanto sebelum
menghadapi lawan terberat di Kuarterfinal. Di Kuarterfinal, ia
dipertemukan dengan salah satu Tunggal terbaik yang dimiliki India,
Gopichand Pullela yang memiliki tipe penyerang. Namun dengan sabar, Bao
menang 7-3, 7-2, 5-7 dan melaju ke Semifinal.
Di Semifinal, ia
dipertemukan juga dengan salah satu Tunggal terbaik asal Malaysia, Wong
Chong Hann. Sempat nyaris kalah, ia berhasil membalikkan keadakaan di
gim kedua, ia menang 4-7, 8-6, 7-1. Di Final, All Chinese Match
mempertemukan Bao Chunlai dengan rivalnya, Lin Dan. Dalam pertandingan
itu, Bao sukses mendikte Lin dengan skor 7-5, 7-1, 7-0. Ini menjadi
gelar pertama bagi Bao.
BAO CHUNLAI DAN INDONESIA OPEN
Bao Chunlai adalah atlet China yang sering mengikuti Kejuaraan
Indonesia Open sejak tahun 2002. Masih bertitel ‘Sanyo Indonesia Open
2002′ (Djarum mensponsori Indonesia Open sejak 2004), kala itu Bao
sukses menjadi Semifinalis.
Lin Dan yang turun sebagai Tunggal
unggulan kedua dan diperkirakan bertemu Bao di Semifinal harus angkat
koper paling awal, pasalnya di Babak pertama Lin harus kalah 9-15, 9-15
dari Pebulutangkis Indonesia bernama Irwansyah.
Sedangkan Bao
Chunlai sukses menjungkalkan wakil Tuan rumah, Hendrawan di babak awal
dengan skor 15-9, 15-7. Perjalanannya dibilang cukup mulus ke Semifinal.
Di sinilah terjadi All Chinese Match di poll bawah dimana Bao bertemu
dengan Chen Hong. Kali ini Chen menang 10-15, 2-15
Bao datang
lagi ke Jakarta di tahun 2003, namun kali ini ia harus tersingkir di
babak ketiga oleh Taufik Hidayat dengan skor telak 4-15, 6-15. Di tahun
2004, datang sebagai unggulan kedua, Bao kembali harus puas sebagai
semifinalis, Bao dikalahkan Chen Hong 15-6, 6-15, 9-15 setelah di empat
laga sebelumnya ia sukses menjungkalkan empat pebulutangkis tunggal
Indonesia dengan straight set, termasuk Sony Dwi Kuncoro di
kuarterfinal.
Di tahun 2005, ia absen dari gelaran tahunan ini
dan kembali yampil setahun setelahnya. Di Tahun 2006 itu, ia sampai di
babak Final sebelum dikalahkan Taufik Hidayat. Di Tahun 2007, Bao yang
menjadi unggulan kedua berhasil sampai di Final, meskipun kalah dari Lee
Chong Wei 15-21, 16-21. Di Semifinal, ia berhasil melibas Taufik dengan
skor 21-19, 21-19
Di Tahun 2008, ia menjadi satu satunya
peserta asal China di sektor Tunggal Putra, Lin Dan sendiri memutuskan
mundur. Ditempatkan sebagai unggulan kedua, Bao sukses mengalahkan
Roslin Hasim (MAS), Nguyen Tien Minh (VIE), Przemyslaw Wacha (POL) di
tiga babak awal. Namun akhirnya ia harus pulang dengan tangan hampa
setelah Sony Dwi Kuncoro mengalahkannya di partai Semifinal Sabtu sore.
Ia kalah 21-15, 13-21, 16-21.
Di tahun 2009 ia tidak ikut serta
mengingat cedera. Kejadian sama terjadi di tahun 2010, bahkan seluruh
Tim kuat China tak tampil di Kejuaraan yang kala itu memperebutkan
hadiah USD250.000 itu. Namun di tahun 2011, China datang dengan kekuatan
penuh, mengingat kala itu Indonesia Open sudah bertitel Premier dengan
hadiah USD600.000, termasuk Bao. Selain hadiah dan title premier,
turnamen ini menjadi salah satu turnamen bergengsi untuk penghitungan
poin Olimpiade 2012.
Penampilan di tahun 2011 menjadi
penampilan terakhirnya di ajang BWF Superseries. Mengalahkan Rajiv
Ouseph di babak pertama dengan skor 21-17, 21-15, Bao gagal
mempersembahkan gelar Superseries setelah ditaklukan Taufik di Round 2
dengan skor 19-21, 23-25. Namun dari keseluruhan penampilannya di
Indonesia Open, meskipun tak meraih satu gelar, ia lebih baik dari
kompatriotnya Lin Dan yang selalu gagal di babak awal.
Selain
masalah karier Indonesia Open, kehadirannya selalu menjadi magnet bagi
dunia bulutangkis tanah air, terutama bagi para remaja putri yang
bagaikan tersihir melihat Bao. ia selalu menjadi yang paling ditunggu.
Setiap berjalan di court, tepukan selalu penonton berikan. Penampilan
terakhir di Indonesia Open lalu, ketika dikalahkan Taufik, ia pun
melambai-lambaikan raketnya, para remaja pun histeris.
Setelah
laga itu, banyak sekali remaja putri yang mengelilinginya, tak termasuk
untuk meminta tanda tangan dan berfoto. Sayang, ia tak akan datang lagi
sebagai pebulutangkis di tahun 2012 mendatang.
WORLD CHAMPIONSIPS MEDAL
Meraih berbagai titel, belum membuat lengkap gelar dari Bao Chunlai.
Soal titel bergengsi, ia masih kalah dari Lin Dan. Bahkan beberapa kali
di pertemuan event bergengsi, ia dikalahkan oleh Lin Dan, termasuk di
Kejuaraan Dunia BWF.
Mengawali debut di tahun 2003, ia langsung
meraih medali perunggu. Di babak ketiga, ia mengalahkan Taufik Hidayat
dengan skor 15-9, 15-4. Di Kuarterfinal, ia menang atas Roslin Hashim
yang kala itu mengalahkan Lee Hyun Ill di babak ketiga. Melawan Roslin,
Bao menang 15-7, 15-10. Sayangnya ia harus gagal di Semifinal setelah
dikalahkan rekannya, Xia Xuanze dari China dengan skor 11-15, 7-15 dan
membuatnya hanya meraih medali perunggu.
Di tahun 2004, gelaran
ini ditiadakan karena merupakan tahun Olimpiade. Di tahun 2005, Bao
kembali mengikuti ajang ini. Ditempatkan sebagai unggulan empat, ia
harus tersingkir di Kuarterfinal oleh Lee Chong Wei dengan skor 5-15,
7-15. Kekalahan ini dibalas Bao di Kuarterfinal Kejuaraan Dunia 2006
dimana ia mengalahkan Lee Chong Wei yang menjadi unggulan pertama dengan
skor 22-20, 12-21, 21-18. Di Babak Semifinal, ia bertemu Lee Hyun Ill
dan menang 21-15, 21-19 dan gagal menuntaskan perlawanan Lin Dan di
Final setelah kalah rubber 21-18, 17-21, 12-21. Ini merupakan prestasi
terbaiknya di Kejuaraan Dunia.
Di Tahun 2007, menjadi unggulan
keempat, ia sukses ke Semifinal namun kembali dikandaskan Lin Dan
dengan skor 12-21, 20-22, ini perunggu kedua bagi Bao di Kejuaraan
Dunia. Setelah Olimpiade 2008, cedera berat mulai melanda Bao. Di
Kejuaraan Dunia 2009, Bao yang menjadi unggulan 11 dan diprediksi sampai
di babak 16 besar tersingkir di babak pertama oleh Pebulutangkis
Belanda berdarah Indonesia, Dicky Palyama dengan straight set 18-21,
14-21.
Pertemuannya dengan Lin Dan kembali terjadi di Kejuaraan
Dunia tahun 2010 di Paris. Bao kalah 16-21, 13-21. Ini menjadi karir
Kejuaraan Dunia terakhirnya. Kekalahan tragis di Final tahun 2006
menjadi klimaks Lin Dan dengan Bao Chunlai.
ASIAN GAMES
Karir bulutangkis di Asian Games juga tak cemerlang, sang kompatriot,
Lin Dan meraih titel emas Asian Games di tahun 2010 untuk perorangan.
Namun untuk beregu, Bao menjadi salah satu anggota Tim China di 3
gelaran multievent terakhir itu.
Di tahun 2002, ia tak
mendapatkan jatah kuota individual, pasalnya Xia Xuansze dan Chen Hong
mengisi kuota MS China. Namun ia mengantarkan China meraih perunggu
setelah di Semifinal, Tim China kalah dari Indonesia 1-3.
Empat
tahun kemudian, di Doha, ia didaulat sebagai pembawa bendera China di
pembukaan Asian games 2006 di Doha, Qatar. Kali ini ia mendapatkan jatah
kuota MS bersama Lin Dan. Di Sektor Individual, ia mengalahkan Ronald
Susilo dari Singapura di Round of 16 namun kalah oleh Taufik Hidayat
16-21, 14-21 di Kuarterfinal. Namun kekalahan di sektor individual tak
membuat Bao kalah di sektor beregu. Di nomor beregu putra, Bao
menyumbang satu angka di Semifinal melawan Indonesia maupun Final
menghadapi Korea. Tim China akhirnya mengawinkan emas beregu putra dan
beregu putri Asian Games.
Di tahun 2010, saat China menjadi
tuan rumah, Bao tak mendapatkan kuota setelah Lin Dan dan Chen Jin
mengambil 2 tempat di Asian Games. Di Sektor beregu, China berhasil
mempertahankan emas Asian Games. Kala itu di saat Lin Dan mencapai
prestasi emas nya, Bao Chun Lai harus mengakui penurunan prestasi nya.
THOMAS CUP
Di Kejuaraan beregu putra memperebutkan Piala Thomas ini, ia yang
didapuk menjadi anggota Tim sejak 2004 telah menghantarkan China 4 kali
Juara Piala Thomas. Namun untuk edisi 2012 mendatang, Tak ada sosok Bao
Chunlai di court.
Di Final Thomas Cup 2004 melawan Denmark,
saat kedudukan 1-1, Bao yang turun di partai ketiga dengan sabar
meladeni Keneth Jonassen dan menang dengan skor 12-15, 17-15, 15-12.
Unggul 2-1, China yang diatas angin, akhirnya menang setelah Sang
Yang/Zheng Bo menang straight set.
Di tahun 2006, ia kembali
menjadi tunggal kedua. Di Semifinal, ia harus melakoni laga dengan sabar
melawan Sony namun tetap menang 21-17, 24-22. Sedangkan di Final, laga
ulangan Thomas 2004 dimana Ia bertemu Kenneth Jonassen dimanfaatkan
sangat baik oleh Bao dan menang 21-12, 12-21, 21-12.
Di tahun
2008 saat digelar di Jakarta, Bao Chunlai menjadi magnet tersendiri
selain Lee Yong Dae. Di Final, ia bertemu dengan Lee Hyun Ill dan harus
melakoni beberapa kali deuce sebelum menang 28-26, 21-11.
Di
Tahun 2010, ia menjadi tunggal ketiga China setelah Chen Jin naik
peringkat. Sebagai tunggal ketiga, ia jarang dimainkan dalam sistem
knockout. Ia hanya dimainkan di penyisihan Grup. Yakni saat melawan Lee
Hyun Ill dan menang 21-18, 21-15.
Di Kejuaraan Beregu Campuran
Sudirman Cup, ia juga menjadi bagian dari tim ini di tahun 2011 lalu
sekaligus menjadi kali terakhirnya. Namun, ia hanya menjadi ban serep
karena di seluruh laga knockout stage mulai dari kuarterfinal hingga
final, ia tidak diturunkan, melainkan Lin Dan.
OLYMPIC CAREER
Karir Olimpiade Bao Chunlai sangat buruk. Tampil di 2 Olimpiade, yakni
di tahun 2004 dan 2008, tak ada satu pun yang menghasilkan medali.
Rekannya, Lin Dan lah yang berhasil menyabet emas di tahun 2008.
Di Tahun 2004, China mengirim 3 wakil, Lin Dan, Chen Hong dan Bao
Chunlai. Kala itu, Lin Dan harus gugur di babak pertama oleh Ronald
Susilo, sedangkan nasib lebih baik dialami Lin Dan. Mengalahkan Shyam
Gupta di babak pertama, ia gagal lolos ke kuarterfinal setelah
dikalahkan Park Tae tsang dari Korea dengan skor 11-15, 12-15.
Di Tahun 2008, Olimpiade kembali digelar dan kali ini Beijing menjadi
tuan rumah. 3 Wakil MS China hadir di Beijing, mereka adalah Lin Dan,
Chen Jin dan Bao Chunlai. Chen Jin yang merupakan debutan Olimpiade
sukses menggondol perunggu, sedang Bao terhenti di Kuarterfinal.
Bao yang menjadi Unggulan 3 di turnamen itu sukses melewati Kevin
Cordon dari Guatemala dengan skor 21-17, 21-16 di Babak kedua dan
Przemyslaw Wacha dari Polandia dengan skor 21-11, 19-21, 21-13. Ia gagal
ke Semifinal setelah dikalahkan Lee Hyun Ill.
Meski bukan
unggulan, Lee sukses menghempaskan unggulan 5, Kenneth Jonassen dari
Denmark di babak kedua dan Marc Zwiebler di babak ketiga. Dalam perfoma
terbaiknya, Lee Hyun Ill menghempaskan Bao dengan skor 23-21, 21-11
sekaligus memupuskan harapannya meraih medali.
Pensiun di tahun
2011, setahun jelang Olimpiade merupakan hal yang disesalkan oleh Bao.
Sebenarnya ia sangat ingin bertahan sampai sesudah Olimpiade, tapi
cederanya membuat Bao tudak bisa bertahan. Menurutnya, Setiap atlet
harus menghadapi pilihan yang baru, termasuk Lin Dan. Tidak ada yang
dapat bermain selamanya, jadi perubahan di kehidupan sekarang, semacam
percobaan untuk menuju sebuah kesuksesan.
BAYANG - BAYANG LIN DAN
Dengan muka yang ganteng dan keren, Bao merupakan simbol yang tidak
tergantikan di dunia olahraga China dan dia memiliki banyak fans yang
membuat orang lain iri hati. Tak hanya tampang, prestasinya tak jauh
dari berbagai pebulutangkis top lain di dunia. Namun sebagai
pebulutangkis China, karirnya dibayang-bayangi oleh kompatiot
terbesarnya, Lin Dan.
Meskipun mereka adalah sahabat, Lin Dan
nampaknya tak mau berbagi gelar dengan kompatriotnya itu, tak seperti
saat ia mengalah dari Chen Jin di berbagai ajang. Awal pertemanan mereka
dimulai di awal tahun 2000, ketika Bao menjadi Juara Dunia Junior dan
Lin Dan menjadi Semifinalis. Seiring berjalannya waktu, dari junior ke
senior, Lin Dan sangat gemilang, bertolak belakang dengan Bao.
Setelah gagal atas Ronald Susilo di Olimpiade Athena, Lin Dan berkata
ambisius untuk menjadi Juara Olimpiade, ‘bersama dengan Bao’. Tetapi
kenyataan berkata lain, Bao tersingkir di Kuarterfinal oleh Lee Hyun Ill
sedang Lin Dan berhasil menerima penghargaan, bersanding dengan Chen
Jin. Menyinggung soal Olimpiade 2008, ada kisah unik persahabatan
mereka. Menurut beberapa situs, Bao Chunlai kala itu mengurung diri
seorang diri di ruang ganti. Dia harus melewati rasa kecewa dan sakit
sendirian. Saat itu Lin Dan menghibur sahabatnya. Lin Dan berkata,
”tunggu saya membawa pulang medali emas, dan saya akan membalaskan
dendamu!”. Lalu Bao Chunlai menjawab : “Kalau begitu saya akan
mentraktirmu!”.
ebelumnya, di Kejuaraan Dunia 2006 di Madrid,
Spanyol. Lin Dan berhasil menjadi juara dunia untuk pertama kali nya
setelah berhasil mengalahkan Bao Chunlai. Pada Kejuaraan Nasional China
yang memenangkan Lin Dan dengan skor telak 21-19, 21-3. Kemenangan Lin
Dan dirayakannya dengan memeluk sang pelatih. Sedangkan, Bao Chunlai
hanya sendirian, menanggung perasaan kecewa seorang diri.
Namun
dibalik itu semua, Tuhan selalu adil. Meskipun Bao tidak pernah
mendapatkan titel prestisius atau perhatian lebih dari pelatih, Bao
punya hal yang tak dipunyai Lin Dan, yakni tampang dan kecintaan
masyarakat yang lebih pada Bao. Tuhan memang adil.
Bentuk
kecintaan para masyarakat pada Bao adalah hadiah yang diberikan kepada
sang Idola. Bahkan, Bao memiliki sebuah lemari khusus dimana ia
menyimpan hadiah fans, meskipun harganya tak mahal. Hadiah dari fans nya
itu seperti kerajinan tangan tas, lipatan origami burung, bintang, dan
lainnya. Banyaknya hadiah dari Fans membuat Bao ingin membuat sebuah
pameran.
CEDERA DAN GANTUNG RAKET
Sering kita
lihat Bao selalu memakai pengaman lutut di kaki kirinya. Yap.. ia
menderita cedera yang cukup parah. Pasca Olimpiade 2008, ia mengalami
cedera lutut. Disaat semua tim China mengadakan latihan, ia harus
memulihkan cedera lututnya di Politeknik Universitas Hongkong. Bukan
hanya lutut saja ternyata, pergelangan kakinya juga mengalami sedikit
cedera yang membuat penampilannya sangat menurun.
Cedera ini
merupakan alasan beberapa kali Bao mengundurkan diri dari berbagai
turnamen, termasuk Indonesia Open 2009, padahal beberapa waktu
sebelumnya ia menjuarai Singapore Open SS 2009.
Lihat saja
gambar diatas, cedera lututnya sampai terlihat bengkak. Namun, setelah
pensiun dan gantung raket, cedera lututnya sudah berkurang karena banyak
istirahat, tidak seperti dulu saat menjadi atlet, ia harus latihan
keras.
Sebenarnya Bao sempat mengatakan bahwa Kalau tahap
pemulihan cederanya dalam kondisi yang bagus, ada kemungkinan dia akan
bermain kembali. Pernyataan yang dikeluarkan di Bulan September itu
akhirnya tak terwujud, ia akhirnya mundur. Ia mundur atau gantung raket
tepat pada tanggal 21 September 2011.
Menurut Bao sendiri,
Pensiun adalah masalah yang pasti dihadapi oleh semua atlet, karena
tidak ada atlet yang bisa bermain selamanya. Awalnya Bao pensiun pada
2013, namun ternyata ia pensiun lebih awal.
SEGAN TERHADAP LI NA
Bao Chunlai adalah salah satu atlet yang menyukai petenis unggulan
China, Li Na. Lewat Li Na lah, Tenis China dan Tenis Asia menjadi
terkenal. Dialah wanita Asia pertama peraih Grand Slam turnament, yakni
French Open 2011 lalu. Ia akan menjadi tumpuan China di Olimpiade 2012
mendatang. Khusus tenis, nomor Mixed Double akan kembali dipertandingkan
setelah terakhir dipertandingkan di tahun 1924.
Menurut Bao,
Li Na adalah atlet yang sangat gigih dan sangat berpendirian. Selain
itu, ia juga menyukai atlet Deng Yaping yang berhasil membawa bendera
China di Kejuaraan Tenis Meja 1997, dimana ia membawa medali emas di
nomor beregu putri, tunggal putri, ganda putri dan silver untuk mixed
double.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar