Translate your Languages

Selasa, 03 Juli 2012

Bersakit-Sakit Dahulu, Bersenang-Senang Kemudian

Ramierez brosur in PEGAS 2K11

Sudah satu tahun berlalu. Bayangan kalian di otakku masih lekat dan tak mau hilang. sebuah memory tentang saat terakhir kita bersama, bersakit-sakit bersama dan bersenang-senang bersama kemudian. PEGAS. Sebuah even tahunan di sekolah kita, SMAN 1 Pamekasan, sebuah even yang menjadi awal dari perpisahan kita. Pegas, perjuangan terakhir kita untuk akhir yang bahagia di tahap pertama zaman putih abu-abu :)

Ramierez saat ulang tahun Ibu Amira, Wali Kelas Ramierez


“Kita adalah saudara. Kita pernah bersama, membangun bersama-sama, hujan-hujanan bersama. semuanya bersama! tak ingatkah? setahun yang lalu!”, Luki Mufti Fikri said.

Ramierez di berbagai event, (1) sebelum latihan upacara (2) sebelum buka puasa (3) mau buka puasa (4) sebelum tampil HUT


Kamis malam, H-8 Pegas. ada sms dari ketua sie stan Ramierez Family, "Deb, nanti ke skolah! Qt ngomongin Pegas!". Aku pun ke sekolah, bersama Gilang, Rifky, Raka, dan Yogi, aku berdiskusi tentang posisi stan kami nanti. Sebuah kebanggan tersendiri bagiku, menjadi orang yang di percaya berdiskusi tentang posisi stan dengan orang-orang hebat. Jam 20.30 kami selesai berdiskusi dan kami sudah menemukan posisi stan kami nanti :)

Sabtu, H-6. Kami berdiskusi mengenai tema stan kami. Kali ini kami berdiskusi dengan melibatkan semua elemen kelas. Saat kami berdiskusi, di luar sana, kelas lain sudah mulai membangun stan mereka. dari diskusi itu, kami menemukan 4 tema yang berbeda latar belakang, yaitu Tradisional, Teknologi, Distro, dan Hallowen. Hampir 2 jam kami berdiskusi untuk memutuskan satu dari 4 tema itu. Frustasi! tak ada jalan keluar! Semuanya berpendapat, statment mereka mendukung salah satu tema di atas. Tiba-tiba, Gilang, ketua sie stan, "Kita pakai  4 tema itu! semuanya!". kaget? sudah pasti. tapi Rifky meyakinkan kami yang sedang ragu, "Tidak ada yang tidak bisa!".  Aku masih berusaha memahami perkataan Rifky dan Gilang, tiba-tiba Gilang menghampiriku dan berkata, "Kita pasti bisa, Deb! sekarang kamu bantu aku!"

Rasa optimisku memuncak! kami bisa! Gilang pun membagi tugas kepada kami. kami melaksanakan tugas itu dengan semangat. hal yang paling ku ingat di hari itu, sepulang dari membeli kain di pasar, lelah menghampiri badanku. "Kang, kamu dimana?", tanyaku melalui sms pada Gilang. "Di hatimu!", jawabnya. sesungging senyum tercipta, tak ada kata lelah. Gilang sudah menghiburku, aku harus kuat. Demi Ramierez Family.

Ku hampiri Gilang yang sedang memandangi stan kami yang kosong. Ku berikan kain yang baru ku beli, dan ketika ku membalikkan badan, ku lihat Raka, Rifky, dan Yogi menghampiri Gilang sambil membawa palu dan paku. di susul Alex, Andre, Putra, dan Rizqin sambil mengangkat tangga dari kayu bersama-sama. aku tersenyum bangga, semua bekerja, tak ada yang diam. demi Ramierez Family. Gilang memandangku yang masih diam, "ini tugas lelaki!", ujarnya.

Senin, H-4. Teman-teman mulai sibuk mendesain hiasan-hiasan, membuat beberapa miniatur. hingga siang, jam 13.30 WIB, tak ada yang berhenti. Kami bekerja tanpa lelah,tak mengenal waktu. Rifky datang ke kelas dengan setengah berlari untuk mengambil helm. Ku tanya tujuannya, "mau beli paku!". belum sempat aku duduk, Rifky melongokan kepalanya di jendelanya, "Yang cewek pulang duluan nggak apa-apa! tenang, ada cowoknya yang bakal jaga stan", ujarnya sambil tersenyum.

Selasa, H-3. di kelas tidak ada orang. segera aku berjalan ke arah stan. ku lihat Ria, Nina, dan Dani tampak sibuk menyobek kertas-kertas kecil dan memasukkannya pada paku. dan pastinya, ku lihat 21 jagoanku sedang memasang kain putih sebagai dinding dan kain hitam sebagai atap. Stan kami sudah setengah jadi, tinggal memasang berbagai pelengkap agar stan kami terlihat SEMPURNA 

Rabu, H-2. kami mengadakan rapat. di rapat itu, kami akan memutuskan efek apa agar stan kami terlihat dan sesuai dengan 4 tema kami. di putuskan bahwa untuk memunculkan nuansa tradisional akan di pasang batik di bagian dinding bagian bawah, atap akan di beri janur dan membuat orang-orangan sawah yang akan di letakkan di depan stan. untuk kesan distro, maka akan di buat banner yang akan di pasang sebagai background. untuk kesan hallowen, maka dinding atas akan di lapisi plastik yang akan di tempeli gabus bergambar labu yang akan di pasangi lampu dan akan menghasilkan bayangan labu pada kain putih.untuk kesan modern, stan akan menawarkan permainan PES yang di minati banyak pengunjung. Done! 4 tema bisa di satukan!

Kamis, H-1. Ichod datang sambil membawa banner bercorak RMRZ cerah dan langsung di pasang di belakang stan oleh Raka dan Rifky. Dodo' datang dengan mobilnya serta setumpuk janur segar, kami 11 srikandi Ramierez Family segera bergerak membuat atap dari janur. Juwita dan Reni tampak sibuk membuat orang-orangan sawah. Erwin dan Kevin datang sambil membawa laptop yang ada permainan PES nya. Serta Ria, dengan di bantu Nina, Aldi, dan Ephen membuat gambar labu pada gabus dan di cat merah. semua siap! tinggal pemasangannya. Kamis malam, yang di pasang pertama adalah atap janur oleh Yogi. yang kedua adalah pemasangan lampu oleh Rifky. dan sambungan listrik oleh Rifky. Orang-orangan sawah yang sudah di buat Reni dan Wita di letakkan di depan stan. Ada hal yang paling ku ingat malam itu. Saat itu, sebagian dari kami pulang untuk melakukan shalat maghrib dan akan kembali ke sekolah setelah isya’. Saat itu aku datang, di depanku ada Izhar. Jarakku dengan Izhar kurang lebih 10 meter, tapi saat Izhar akan memasuki kelas yang gelap, begitu kagetnya aku setelah mendengar jeritan Izhar. Ternyata Izhar kaget pada sosok  orang-orangan sawah ketika menghidupkan lampu. Izhar langsung berlari keluar kelas, sedangkan aku tertawa ngakak sambil menutup pintu kelas. “Ternyata kamu lumayan nakutin ya?”,gumamku sambil memandangi orang-orangan sawah itu.

Jum'at, pagi hari. Kami mulai merampungkan semua yang dibutuhkan. karpet sudah di gelar. meja sudah di atur. orang-orangan sawah di letakkan di depan stan. sudut stan di hias oleh lidi-lidi sisa janur yang di ikat dengan kawat. sound dan lampu sudah di pasang. Stan kami siap beroperasi di malam pertama pegas.
Perjuangan kami belum berakhir, kami harus tampil pada pembukaan pegas dengan tarian Sekar Kedaton yang merupakan tarian selamat datang dengan diiringi musik gamelan. Aku, Nina, Reni, Zuha, dan Selvi sebagai penari.sebagian dari arjuna Ramierez bermain musik gamelan. Dan beberapa menjadi penyinden.
Sore itu jam 4, kami berangkat kerumah istri guru kesenianku. Kata istri guruku itu, kami telat. Tanpa babibu, kami pun bersolek. Tapi hingga jam 7 lewat, kami belum selesai berhias. Teman2 di sekolah sudah sibuk menelfon kami, kami di suruh secepatnya ke sekolah karena Pegas akan segera di mulai. Jam 7 lewat 15, kami selesai.tapi ada masalah lain, tidak ada kendaraan yang akan membawa kami kembali ke sekolah. Terpaksa, jagoanku, Dodo’ menjemput kami dengan mobilnya. Di perjalanan, kami berusaha sekuat tenaga agar sampai ke sekolah lebih cepat. Namun gagal, semakin cepat kami melaju, semakin banyak pula hambatan yang kami terima. Mulai dari jalanan yang rusak, hingga hampir menabrak pengguna jalan. Tapi kami akhirnya sampai ke sekolah dengan selamat. Telat? Pasti! Aku keluar paling terakhir dari mobil, untungnya meski aku mobil bergerak, aku belum sepenuhnya turun dari mobil. Jadi aku masih selamat. Setelah itu aku segera berlari ke dalam sekolah dan melempar tasku ke dalam stan. Aku berlari ke samping panggung, Raka berkata, “tenang! Kita tampilnya di cancel ke penampilan kedua! Tenang!”. Raut wajah tegang menyapaku, teman2ku tegang dan sepertinya kecewa. Aku ingin menangis saat itu juga. Aku sudah membuat sodara-sodaraku kecewa. Namun Rwinz menenangkanku, “sabar! Nggak apa-apa kok!”. Tak hentinya aku memohon maaf  kepada mereka. Kami pun menunggu di samping panggung, tepat di depan kelas kami, kebetulan kelas kami merupakan kelas VIP karena tempatnya strategis dan spesial.

Akhirnya kami pun tampil dengan sukses. Standing applause untuk kami dari para penonton. Puas? Pasti! Setelah itu aku membantu berjaga di stan. Kebetulan stan kami rame saat itu, lebih rame dari stan lain. Bangga? Of course! malam itu sungguh berkesan, di awali dengan tragedi dan di akhiri dengan senyuman 

Hari kedua pegas. Tak jauh berbeda dengan hari pertama, banyak cobaan. Sebagian dari kami yang sebagai penari dan pemain musik gamelan harus tampil pada pembukaan festival budaya. Mau tidak mau kami harus meninggalkan sekolah. Gelisah harus meninggalkan mereka yang menjaga stan kami. Jam setengah 8,kami selesai tampil pada pembukaan festival budaya. Kami segera bergegas menuju sekolah. Ternyata eh ternyata, hujan deras mengguyur. Deg! Bagaimana stan kami? Rasa khawatirku sudah tak dapat di bendung, aku segera memacu motorku ke sekolah. Sesampainya di sekolah, betapa kagetnya aku melihat jagoanku, Rifky, sedang nangkring di atas stan sambil memegang ujung stan kami yang di tutupi plastik secara manual. Ternyata stan kami kebanjiran. Tangisku hampir pecah ketika ku lihat sodara-sodaraku basah kuyup menjaga stan kami. Aifa, bercerita bahwa stan kami juga sempat mati lampu karena hujan. Allah memang Maha Baik, hujan berhenti. Rifky turun dari atap. Bajunya basah kuyup tapi dia masih sempat tersenyum padaku. Aku pun menggantikan Aifa dan Dani untuk menjaga stan. Aku setia melayani pengunjung yang ingin main PES. Sebagian temanku yang lain sibuk promosi. Masih ada senyum di balik kesedihan.

Jam 21.05, stan kami masih rame dan bertambah rame. Aku duduk di depan stanku sambil mendata pengunjung yang ingin bermain PES. Tiba-tiba mataku tertuju pada panggung yang sedang menampilkan band. Aku diam sejenak lalu aku menyadarkan diri dan kembali menjaga stanku dengan baik. Rifky ternyata menangkap tatapanku, aku hanya tersenyum. “Mau nonton, Deb? Nonton aja sana!”,ujar Rifky. Karena aku merasa tidak enak kepada Rifky yang sudah berjuang mati-matian demi stan kami. Aku pun menggeleng. “Nggak apa-apa!aku yang mau jaga! Sana nonton!”, Rifky menarik tanganku dan mendorongku agar bergegas menuju sekitar panggung. Ragu awalnya, namun Rifky membuatku tak bisa menolak. Aku pun pergi.

Jam 23.00, aku dan teman-temanku berkumpul ke sekitar stan kami. Kami mulai menghitung-hitung keuntungan kami. Lumayan. Paling besar nomer 2 dari kelas-kelas lain. Tapi kami puas. Hari sudah sangat malam, aku harus segera pulang. Tapi aku enggan pulang, karena jika aku pulang sama dengan aku menutup hariku dengan sodara RMRZ-ku. Tapi, lagi-lagi Rifky menyuruhku pulang. Akhirnya aku pun pulang dengan di antar oleh Kevin. Dan aku pun menutup lembaran kehidupanku dengan Ramierez Family malam itu. 

 RAMIEREZ setelah upacara, pengibar bendera terbaik

Bersakit-sakit dahulu,bersenang-senang kemudian. Di awali dengan tragedi, di akhiri dengan senyuman. Itulah kami, 32 anggota RAMIEREZ FAMILY. Kekuatan kami tidak akan tertandingi dengan kelas lain. Because Ramierez Family, we are the one we are the best.

Srikandi Ramierez

 Arjuna Ramierez

Ramierez setelah seleksi yel-yel HUT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar